LANGKAT-Portibinews : Berdasarkan catatan digital, Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan Segmen Binjai – Stabat yang dikerjakan PT Hutama Karya Infrasruktur (HKI) telah diresmikan Presiden RI Joko Widodo pada Jumat, 4 Februari 2022.
Berlokasi di Gerbang Tol Stabat, Desa Kwala Begumit, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Presiden Jokowi meresmikan Jalan Tol Binjai – Stabat sepanjang 11, 8 km didampingi oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, serta Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto.
Adapun Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti dan Direktur Operasi III HKI Selo Tjahjono turut hadir menyaksikan peresmian ini. Jalan Tol Binjai – Stabat yang dikerjakan HKI ini merupakan lanjutan dari Jalan Tol Medan – Binjai yang telah beroperasi sebelumnya. Jalan Tol Binjai – Stabat sendiri dikerjakan mulai dari Maret 2020 hingga akhir Desember 2021. Sebelumnya, Jalan Tol Binjai – Stabat telah melalui tahap uji laik fungsi (ULF) pada 14-15 Januari 2022 lalu.
Baca Juga: Ini 7 Pemegang IUP Non Logam dan Batuan Komoditas Tanah Urug Yang Aktif di Kabupaten Langkat
Jalan Tol Binjai – Stabat ini merupakan bagian dari Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan yang memiliki main road sepanjang 57,52 km, yang direncanakan akan rampung di bulan Mei 2023. Pada Jalan Tol Binjai – Stabat, terdapat empat underpass, dua underbridge, satu interchange (simpang susun). Terdapat juga satu gerbang tol di akses Stabat, tepatnya di STA 1+600.
Dikiutip dari situs online hkinfrastruktur.com, dalam proses pelaksanaan pembangunan Jalan Tol Binjai – Stabat, diketahui bahwa HKI menerapkan teknologi untuk percepatan pekerjaan top sub grade (persiapan tanah dasar), dengan pemasangan geotextile pada timbunan guna memperbaiki dan memperkuat struktur tanah. Geotextile sendiri memiliki empat fungsi dasar yakni penyaringan, pemisahan, drainase, dan penguatan.
Keunggulan metode pemasangan geotextile pada proses konstruksi yakni untuk memisahkan tanah asli dengan tanah pengeras. Kondisi tanah asli yang lunak tentunya membuat proses konstruksi jalan menjadi lebih sulit. Geotextile menjaga tanah lunak yang mudah bergerak sehingga tidak mengganggu tanah keras. Alhasil, tanah asli yang lunak tidak akan bercampur dengan tanah keras buatan.
Selain itu, guna mempermudah dan mempercepat proses konstruksi di Jalan Tol Segmen Binjai – Stabat, HKI juga menggunakan Corrugated Steel Plate (CSP) di sejumlah titik sebagai pengganti box underpass. “Dengan menggunakan CSP, pengerjaaan struktur pengganti box underpass pun menjadi lebih cepat dan rapi. Dari segi biaya, proses konstruksi pun menjadi lebih murah jika menggunakan CSP,” ujar Direktur Utama HKI Aji Prasetyanti.
Baca Juga: Tour de Borobudur Merupakan Event Olahraga untuk Seluruh Indonesia