Sementara itu, Hafiz Taadi, salah seorang seniman teater mengungkapkan, dialog dengan Bobby Nasution ini merupakan dialog cerdas. Sebab, ia menilai suami Ketua TP PKK Kota Medan Kahiyang Ayu ini memiliki grandmaster dan cita-cita untuk kesenian dan budaya di Kota Medan.
Tentunya seniman dan budayawan, kata Hafiz, harus bersabar menunggu, sebab pola kerja pastinya ada sistem manajemen.
“Kita butuh pemerintah, begitu sebaliknya pemerintah juga butuh seniman dan budayawan. Untuk itu ke depannya kita bisa bersinergi dan berkolaborasi dengan baik,” ujar Hafiz.
Baca Juga: Alasan Korban Tidak Buat Laporan, Pelaku Jambret Tidak ditahan Polisi
Menurut Hafiz, gedung TBM dari dulu tidak representatif untuk seni dan budaya. Setelah dialihkan kepada Pemko Medan, ujarnya, Wali Kota hanya menerima limbah dari gedung ini.
Untuk itu melalui diskusi ini, dia berharap Bobby Nasution selaku Wali Kota Medan dapat mewujudkan harapan dan keinginan seniman dan budayawan yakni tempat yang representatif bagi seni dan budaya.
Sedangkan terkait dengan DKM, Hafiz berharap lembaga yang menaungi seluruh cabang kesenian dan budaya ini dapat bersinergi dengan Pemerintah. Artinya, melalui DKM nantinya menciptakan gagasan dan sistem maupun karya seni.
Baca Juga: Prajurit TNI di Labuhanbatu ditunjuk Sebagai Manajer Terbaik Liga Poslab U 22
“Selain berharap adanya tempat representatif bagi pelaku seni dan budaya, kami juga berharap kepada Pak Bobby Nasution agar dapat membentuk DKM,” harap Hafiz.
Sebelum berdiskusi dengan para seniman dan budayawan, Bobby Nasution bersama dengan Hafiz Taadi, Ayat Pradikta selaku seniman perfilman Kota Medan, Ayat Pradikta serta para pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemko Medan terlebih dahulu meninjau gedung utama dan beberapa ruangan sanggar yang ada di TBM guna melihat dan mengecek kondisinya.
Penulis: herizal