"Padahal sebenarnya trade war kita (Indonesia) untung, jadi globalnya tidak ada masalah," imbuhnya.
Purbaya menjelaskan, Indonesia memiliki kekuatan ekonomi domestik yang kuat dan berbeda kondisinya saat terjadi krisis ekonomi di tahun 2008-2009 silam.
Baca Juga: Anggota DPR Terima Take Home Pay Rp65,5 Juta Usai Beberapa Tunjangan Resmi Dipangkas
"Dan yang terpenting adalah, kekuatan domestik ekonomi kita kuat. Jadi kalau global hancur-hancuran, kita jaga domestik demand, ekonomi akan bagus, Ya teman-teman masih bisa belanja tenang-tenang. Karena ekonomi masih jalan," tuturnya.
"Kalau kita melihat (krisis ekonomi) di tahun 2008-2009, kan ada global financial meltdown," sambungnya.
Dalam konteks ini, global financial meltdown dapat diartikan sebagai sistem keuangan global mengalami tekanan besar dan mengalami kemerosotan.
Baca Juga: Salah Satunya Diminta Kembali ke Barak, Kapuspen Respons 17 Plus 8 Tuntutan Rakyat untuk TNI
Perihal itu, lanjut Purbaya, Indonesia sebenarnya unggul dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, seperti Malaysia hingga Singapura.
"Jepang tumbuhnya negatif, Amerika negatif, Malaysia, Singapura, Thailand juga ikut negatif. tapi kita tumbuh 4,6 persen," ungkapnya.
"Karena apa? karena kita jaga permintaan ekonomi domestiknya. Dan itu tidak berubah sampai sekarang. Kalau kita jago mengatur itu, tidak usah takut," tambahnya.
Pria kelahiran Bogor itu lantas menilai, khususnya generasi muda di Indonesia yang acapkali memberikan narasi di media sosial, agar lebih banyak mempelajari terkait struktur ekonomi.
"Jadi yang dibilang di TikTok, anak-anak muda bilang "Indonesia suram", itu salah, karena mereka tidak mengerti struktur ekonomi dan bagaimana cara memperbaikinya," ucap Purbaya.
"Nah kebetulan saya tahu, jadi kebetulan kalau ada saya, selama ada saya, tenang-tenang saja lah," tukasnya.
Menyambut pernyataan itu, Putri Tanjung memastikan sekali lagi terkait optimisme yang disampaikan Purbaya.