“Dalam proses pembongkaran itu, kami juga sambil ya kalau memang ada posisi aman untuk pencarian di sisi yang lain, akan kami lakukan juga. Jadi, kalau terlihat korban meskipun kondisinya masih terjepit, akan kami laksanakan proses evakuasi juga,” terangnya.
Proses Evakuasi dengan Hati-hati
Nanang menjelaskan bahwa ada perbedaan antara proses evakuasi di awal kejadian dengan yang saat ini tengah berlangsung.
Baca Juga: UU Tapera Resmi Dibatalkan MK Usai Gelombang Penolakan Buruh dan Gugatan Pekerja
“Kemarin memang kita mengevakuasi atau melaksanakan evakuasi pada korban kondisi hidup, terutama lokasinya di bawah reruntuhan yang paling bawah di mana space pencarian cuma beberapa sentimeter sehingga kami harus merangkak dan rawan untuk runtuh kembali,” paparnya.
Saat korban masih hidup, tim SAR memberikan bantuan seperti oksigen dan minuman di antara reruntuhan.
Saat proses evakuasi selama 3x24 jam di awal yang disebut dengan golden time dan dilakukan secara manual.
Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi runtuhan baru yang justru membahayakan korban yang masih hidup.
Sedangkan untuk evakuasi saat ini, ia menjelaskan tim SAR melakukan dari sisi luar tanpa harus merangkak ke dalam puing dan menggunakan alat berat.
“Peralatan yang lebih besar bisa digunakan untuk membobol lebih cepat,” ucapnya.
Proses penggunaan alat berat dilakukan setelah periode golden time tersebut telah berakhir.
Korban Diduga Masih 55 Orang yang Terjebak
Sementara itu, diduga masih ada 55 korban yang belum ditemukan dan masih terjebak puing bangunan.
Korban meninggal dunia dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jawa Timur untuk proses identifikasi di mana Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim menyiagakan 150 tenaga medis.