Tapi -- masih sejauh pengamatan saya -- keluarga ini, menanggapinya dengan dingin.
Bahkan seringkali menjadikan serangan-serangan khususnya terhadap Pak Jokowi itu sebagai bahan candaan oleh dua anak laki-lakinya, Gibran dan Kaesang.
Artinya, kewarasan mereka dalam menyikapi berbagai serangan itu tetap logis, tak membiarkan emosi mengambil alih.
Itulah bobot. Gambaran emotional quotient yang mumpuni.
Baca Juga: Lantik Notaris Pengganti, Kanwil Kumham Sumut Ingatkan Notaris Untuk Mandiri dan Tidak Berpihak
Maka, ketika PSI yang 'gelisah' atas Kota Depok yang disebut sebagai kota paling intoleran di Indonesia, dan 'menemukan' Kaesang sebagai sosok nasionalis sekaligus religius, PSI meyakini akan bisa mengembalikan Depok menjadi toleran.
Terpenting, kata Ketua DPP PSI Sigit Widodo, Kota Depok membutuhkan sosok pemimpin baru seperti Kaesang. Seorang anak muda dengan bibit, bebet dan bobot yang bukan kaleng-kaleng!!