JAKARTA-Portibinews: Menjelang debat terakhir Pilpres 2024 yang diantaranya membahas kesejahteraan sosial, Komandan Tim Komunikasi TKN Prabowo Gibran, Budisatrio Djiwandono membeberkan target-target yang ingin dicapai oleh Pasangan Nomor urut 2 di bidang tersebut. Dia menyebut, pengurangan angka kemiskinan serta penghapusan kemiskinan absolut yang disertai keberpihakan pada petani dan nelayan di desa menjadi target utama.
“Prabowo Gibran menjadikan pengentasan kemiskinan adalah perhatian utama. Targetnya, dalam dua tahun pertama kita akan menghapuskan kemiskinan ekstrim jadi 0%, dan juga menekan angka kemiskinan menjadi dibawah 5% dalam waktu lima tahun pemerintahan. Saat ini masih diangka 9,36%.” jelas Budisatrio kepada wartawan, Kamis (1/2/2024).
Baca Juga: Cerita Luhut Panjaitan Saat Peresmian Ruangan Graha Utama Akademi Militer Magelang
Prabowo Gibran, lanjut Budisatrio, berkomitmen untuk melanjutkan program-program kesejahteraan sosial yang saat ini sudah berjalan baik dibawah pemerintahan Presiden Jokowi.
"Dalam visi misi kami, ada pioritas utama terkait hal ini. Yaitu melanjutkan dan menyempurnakan kartu-kartu kesejahteraan sosial serta kartu usaha. Program seperti KIS, KIS Lansia, KIP, Kartu Sembako, Prakerja, Mekar dan PKH akan kita lanjutkan. Dari perkembangan terbaru, Kartu Tani akan kita hapuskan dan diganti dengan yang lebih efektif untuk menjamin ketersediaan pupuk bagi petani.” urai Budisatrio.
Salah satu masalah terbesar dari bantuan sosial ini, menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini, adalah memastikan distribusi yang tepat waktu dan tepat sasaran.
Baca Juga: Cerita Luhut Panjaitan Saat Peresmian Ruangan Graha Utama Akademi Militer Magelang
“Keluhan yang sering kita temui di lapangan adalah tidak tepat sasaran. Ini harus kita sempurnakan. Perlu perbaikan dan update yang terus menerus terhadap data penerima, tentunya sesuai perundangan yang ada. Prinsipnya adalah transparansi, akuntabilitas dan peran serta masyarakat. Tak boleh ada korupsi pada hak rakyat kecil seperti ini.” jelasnya.
Strategi kedua, lanjut Budisatrio adalah dengan melakukan kolaborasi dan sinergi antar program kesejahteraan sosial.