Memaknai Silaturahmi di hari Lebaran Dengan Halal bi halal, simak selengkapnya...

Photo Author
- Sabtu, 22 April 2023 | 13:48 WIB
Foto: ilustrasi halal bi halal dan maknanya
Foto: ilustrasi halal bi halal dan maknanya

Asal usul istilah Halal bi halal ini bermula dari pedagang martabak asal India di Taman Sriwedari Solo sekitar tahun 1935-1936. Pada saat itu, martabak tergolong makanan baru bagi masyarakat Indonesia.

Pedagang martabak ini dibantu dengan pembantu primbuminya kemudian mempromosikan dagangannya dengan kata-kata ‘martabak Malabar, halal bin halal, halal bin halal’. Sejak saat itu, istilah halal bih alal mulai populer di masyarakat Solo.

Masyarakat kemudian menggunakan istilah ini untuk sebutan seperti pergi ke Sriwedari di hari lebaran atau silaturahmi di hari lebaran. Kegiatan Halal bi halal kemudian berkembang menjadi acara silaturahmi saling bermaafan saat Lebaran.

Baca Juga: Program bersama anak yatim, Bobby Nasution Gandeng Baznas Kota Medan

Asal Usul Halal Bihalal Versi II

Versi kedua asal usul Halal bi halal berasal dari KH Abdul Wahab Hasbullah pada tahun 1948. KH Wahab merupakan seorang ulama pendiri Nahdatul Ulama. KH Wahab memperkenalkan istilah Halal bi halal pada Bung Karno sebagai bentuk cara silaturahmi antar-pemimpin politik yang pada saat itu masih memiliki konflik.

Atas saran KH Wahab, pada Hari Raya Idul Fitri di tahun 1948, Bung Karno mengundang seluruh tokoh politik untuk datang ke Istana Negara untuk menghadiri silaturahim yang diberi judul 'Halal bi halal.' Para tokoh politik akhirnya duduk satu meja.

Mereka mulai menyusun kekuatan dan persatuan bangsa ke depan. Sejak saat itu, berbagai instansi pemerintah di masa pemerintahan Bung Karno menyelenggarakan halal bi halal.

Baca Juga: Gubsu Dorong Ramadan fest untuk tingkatkan Berbagai kuliner dan kerajinan

Halal bi halal kemudian diikuti masyarakat Indonesia secara luas, terutama masyarakat muslim di Jawa sebagai pengikut para ulama. Hingga kini Halal bi halal menjadi tradis di Indonesia.

Makna Halal Bi halal

Halal bi halal tidak dapat diartikan secara harfiah dan satu persatu antara halal, bi, dan halal. Istilah 'halal' berasal dari kata 'halla' dalam bahasa Arab, yang mengandung tiga makna, yaitu halal al-habi (benang kusut terurai kembali); halla al-maa (air keruh diendapkan); serta halla as-syai (halal sesuatu).

Baca Juga: 20 April 2023 Akan Terjadi Gerhana Matahari Hibryd di Indonesia

Dari ketiga makna tersebut dapat ditarik kesimpulan makna halal bi halal adalah kekusutan,kekeruhan atau kesalahan yang selama ini dilakukan dapat dihalalkan kembali. Artinya, semua kesalahan melebur, hilang, dan kembali sedia kala.

Sumber: kemenkopmk.go.id

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ferra Hariyanto

Tags

Rekomendasi

Terkini

X