Alhamdulillah, gaji petugas kebersihan Pasar Glugur Labuhanbatu Sudah dibayar

Labuhanbatu-Portibinews: 24 Petugas Kebersihan pasar Glugur Rantauprapat yang gajinya diduga disunat Kepala Bidang (Kabid) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Labuhanbatu, Provinsi Sumatera Utara Edi Martin kini bisa bernapas lega.

Pasalnya, gaji 24 petugas Kebersihan Sampah pasar Glugur Rantau Prapat itu telah dibayar oleh Kabid Persampahan DLH Edi Martin.

Pembayaran itu langsung diserahkan Edi Martin kepada para petugas Kebersihan yang gajinya disunat Edi Martin.

Baca Juga: Mantap..,Jalan Budi Utomo Siumbut-umbut Asahan dipenuhi lampu warna-warni

“Alhamdulillah, gaji petugas kebersihan sudah dibayarkan, dari persoalan ini saya meminta agar tidak menyimpan unsur dendam. Itu pesan saya kepada Edi saat menyerahkan gaji mereka,”Kata Baim Pasaribu selaku Mandor (Kordinator red) Kebersihan Pasar Glugur “, Rabu (19/4/2023) kepada wartawan melalui pesan singkat via sms wallpaper  Edi Martin.

Dia mengatakan,jika telah dibayarkan artinya persoalan itu telah selesai dan harapannya tidak ada embel-embel dibelakang seperti adanya pemecatan terhadap petugas kebersihan.

Baca Juga: Tumbuhkan wiraswasta baru dikawasan Danau toba, Lamhot Sinaga dukung peningkatan SDM

“Pak Edi minta cari tempat yang nyaman, jadi diserahkan gajinya di lingkungan sibuaya Kelurahan Sioldengan sekitar Pukul 4 sore tadi, Alhamdulillah sekali sudah dibayarkan,” ujar Baim.

Dengan rasa syukur petugas mengucapkan ribuan terima kasih atas bantuan banyak pihak yang telah membantu terkhusus pihak terkait.

“Bersyukur sekali terbayarlah pitrah mereka untuk tahun ini, harapannya agar tidak terulang kembali,”sebut Baim selaku mandor emak emak petugas kebersihan pasar Glugur tersebut.

Baca Juga: 20 April 2023 Akan Terjadi Gerhana Matahari Hibryd di Indonesia

Diberitakan sebelumnya, puluhan petugas kebersihan yang bertugas di pasar Glugur Rantau Prapat mendatangi dan menjerit-jerit dikantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Labuhanbatu, Selasa (18/4/2023).

Kedatangan kaum emak-emak itu lantaran gaji mereka diduga disunat Kepala Bidang (Kabid) Persampahan pada bulan Maret, sebesar Rp 200.000,-.