Kontroversi Rapat Revisi UU TNI di Hotel Mewah, Masyarakat Kritik Keras: Pemerintah Seperti Tidak Memiliki Rasa Malu

Photo Author
- Minggu, 16 Maret 2025 | 15:29 WIB
Foto: Suasana di DPR RI rapat revisi UU TNI  (Instagram )
Foto: Suasana di DPR RI rapat revisi UU TNI (Instagram )

JAKARTA-Portibinews: Pembahasan revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) yang dilakukan di hotel bintang lima Fairmont, Jakarta, menuai kritik tajam dari berbagai kalangan. 

Keputusan ini dianggap tidak transparan dan bertentangan dengan prinsip efisiensi anggaran yang tengah digalakkan oleh pemerintah.

Koalisi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Sektor Keamanan menilai langkah DPR dan pemerintah menggelar rapat di hotel mewah selama dua hari terakhir sebagai tindakan yang menyakiti hati rakyat. 

Mereka kemudian mendatangi dan melakukan ‘penggerebekan’ di lokasi rapat RUU TNI yang dilaksanakan di Hotel Fairmont, Jakarta.

Baca Juga: Puan Maharani Bicara 'Efisiensi Pemerintahan' dengan Sekjen PKV To Lam: Harus Dibedakan antara Indonesia-Vietnam

Mereka menyoroti minimnya transparansi dan keterlibatan publik dalam penyusunan aturan yang berdampak besar terhadap tata kelola pertahanan negara.

"Di tengah sorotan publik terhadap revisi Undang-Undang TNI, Pemerintah dan DPR justru memilih membahas RUU ini secara tertutup di hotel mewah pada akhir pekan. Kami memandang langkah ini sebagai bentuk rendahnya komitmen terhadap transparansi dan partisipasi publik dalam penyusunan regulasi," demikian pernyataan Koalisi Masyarakat Sipil yang diterima pada Sabtu 15 Maret 2025 malam.

Koalisi yang terdiri atas berbagai organisasi, termasuk Imparsial, YLBHI, KontraS, dan BEM SI, menuding langkah tersebut sebagai bentuk pemborosan anggaran negara.

Baca Juga: Tanggapi Gugatan Para Musisi yang Tergabung dalam VISI tentang Hak Cipta, Ahmad Dhani: Itu Kekanak-kanakan

Terlebih, saat ini pemerintah sedang fokus dengan kebijakan efisiensi yang justru memangkas sektor penting seperti pendidikan dan kesehatan.

"Pemerintah Indonesia seperti tidak memiliki rasa malu dan hanya 'omon-omon' belaka di tengah upaya efisiensi anggaran, serta mendorong penghematan belanja negara, bahkan mengurangi alokasi dana untuk sektor-sektor penting,” jelasnya.

“Namun ironisnya, DPR dan pemerintah justru menggelar pembahasan RUU TNI di hotel mewah," imbuh mereka.

Mereka juga menilai revisi UU TNI yang sedang dibahas mengandung pasal-pasal bermasalah.

Termasuk kemungkinan mengembalikan dwifungsi militer yang bertentangan dengan prinsip demokrasi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ferra Hariyanto

Sumber: Rilis

Tags

Rekomendasi

Terkini

X