INGGRIS-Portibinews: Momen penobatan Raja Charles III, Sabtu kemarin (6/5), serupa tapi tak sama dengan momen penobatan ibunya, Ratu Elizabeth II.
Saat Elizabeth dinobatkan pada 1953, Soekarno saat itu masih menjadi Presiden RI.
Meski pertahankan tradisi 1.000 tahun lebih itu, Charles menerapkan perubahan dan adaptasi dengan perkembangan zaman untuk penobatannya.
Kereta Kencana Emas — digunakan pada setiap penobatan sejak 1831, termasuk ibunya — hanya digunakan Charles dalam parade pulang dari Westminster Abbey ke Istana Buckingham.
Untuk keberangkatannya dari Buckingham ke Westminster Abbey, Charles memilih menggunakan Kereta Kencana Diamond Jubilee — dilengkapi AC, suspensi hidraulik, hingga jendela otomatis.
Baca Juga: Bersama dua Tersangka Lainnya, Kadis Hanpang Labura Dijebloskan ke Penjara
Prosesi pengurapan — paling sakral, sehingga selalu ditutup dari audiens — dilakukan menggunakan partisi khusus yang telah dirancang, berbeda dengan ibunya yang gunakan kanopi.
Namun, di samping semarak warga, pemandangan massa kali ini juga diwarnai demonstran antikerajaan yang bersorak “Bukan Rajaku”.
Mereka yang diprediksi berjumlah 1.000 orang dan serba kuning, harus berhadapan dengan petugas kepolisian yang menjaga arak-arakan Charles.
Ada pula sang Permaisuri, Ratu Camilla, yang ikut dimahkotai dalam prosesi penobatan, berbeda dengan mertuanya, Pangeran Philip.
Philip, saat penobatan istrinya, Elizabeth, hanya diberi gelar ‘Pangeran’ dan tak ikut dimahkotai.
Status Camilla sebagai ‘Ratu’ baru ditegaskan Elizabeth Februari tahun lalu.
Baca Juga: Erick thohir Sebut Deviden BUMN untuk Program Kerakyatan sperti bansos