Portibinews: salah satu tulisan Sobar Harahap melalui @melihat Indonesia, Perasaan memang sulit dibohongi. Pada ulang tahun Jokowi yang ke 62 tahun ini, banyak capaian yang sudah diraihnya.
Pada usia yang ke 62, Presiden Jokowi masih berusaha melakukan yang terbaik pada sisa jabatannya sebagai kepala negara dan tentu ingin memiliki penerus untuk melanjutkan estafet kepemimpinan nya.
Apalagi ketika seseorang sedang mengalami cinta bertepuk sebelah tangan. Buat tersenyum saja sulitnya minta ampun karena yang ada hanyalah rasa sedih dan kecewa. Masih beruntung kalau orang itu tidak sampai frustasi.
Baca Juga: The flash sebuah film yang mendapat kritikan dianggap kurang sempurna
Betul, kalau dalam dunia percintaan, kasih sayang Jokowi ini sedang jadi rebutan, hari ini ulang tahun Jokowi menjadi pembeda.
Dari kedua foto itu saja sebetulnya sudah menjelaskan semuanya. Meski mereka sama-sama makan berdua, ada pemandangan kontras yang bisa kita lihat.
Jokowi memang punya penilaian sendiri tentang sosok yang akan dipilih untuk jadi penerusnya. Dan ukuran yang dipakai hanyalah kinerja, bukan yang lain.
Baca Juga: Disinggung Soal Real Madrid Boyong Bellingham, Gavi: Bodo Amat
Kinerja Ganjar di pemerintahan sudah teruji. Program-progam pusat dieksekusi dengan baik oleh Ganjar.
Misalnya saja penurunan stunting di Jateng yang bener-bener sangat cepat, hingga melebihi target nasional. Apalagi soal kepemimpinan yang dekat dengan rakyat dan berani.
Jokowi saja sampai mengakui kalau Ganjar begitu luwes ketika berbicara dengan rakyat, sangat renyah, gesturnya enak dilihat, tampak bener-bener tulus, bukan dibuat-buat.
Baca Juga: Ampi Madina berbagi dan bersilaturahmi ke tempat 5 bersaudara penderita katarak
Memang beda kalau kedekatan dengan rakyat itu dibuat-buat. Pasti raut muka dan gesturnya akan kelihatan. Dan yang pasti pemimpin itu tentu ogah mendengarkan.
Tapi kalau Ganjar memang terlihat nyaman-nyaman saja. Ibu-ibu, nenek-nenek, kakek-kakek, anak muda, anak kecil, semua ucapannya didengarkan betul. Keluhan-keluhan juga ditampungnya.
Kalau pemimpin yang pura-pura pasti akan berkelit kesana kemari, atau bahkan memilih menghindar.