nasional

Ini Penjelasan BMKG usai Prediksi Hujan Lebat Kembali Melanda Sumatera Utara, dari Nias hingga Medan

Selasa, 9 Desember 2025 | 18:02 WIB
foto: Kepala BNPB Letjen Suhariyanto (dok.bnpb)

JAKARTA-Portibinews: Bencana banjir bandang hingga tanah longsor yang melanda wilayah Sumatera Utara (Sumut) pada akhir November 2025, menyebabkan 18 kabupaten terdampak.

Berdasarkan data terkini yang dilaporkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pada Selasa, 9 Desember 2025, tragedi di wilayah Sumut ini menyebabkan 338 jiwa yang kini dilaporkan meninggal dunia.

"Jumlah pengungsi berdasarkan kabupaten atau kota, Tapanuli Tengah sebanyak 18,3 ribu, Langkat sebanyak 11,1 ribu, hingga Humbang Hasundutan sebanyak 2,2 ribu," tulis BNPB.

Berkaca dari hal itu, sebagian publik kini mencemaskan tentang adanya potensi hujan lebat yang diprediksi akan kembali mengguyur wilayah Sumut.

Hal tersebut disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang mengungkapkan adanya bibit siklon tropis 91S yang menyebabkan potensi curah hujan tinggi di Sumut dalam sepekan ke depan.

Baca Juga: Polemik Pemotongan Anggaran Daerah oleh Menkeu Purbaya, Anggota DPR Tak Terima Potongan TKD Kaltim Capai 73 Persen

Lantas, bagaimana sebenarnya awal terbentuknya siklon di wilayah Sumut itu di tengah penanganan bencana banjir bandang yang hingga kini masih berlangsung? Berikut ulasan selengkapnya.

Dalam cuplikan video laporan terkini di kanal YouTube @IndoBMKGIndonesia, pada Selasa, 9 Desember 2025, BMKG menuturkan awal terbentuknya bibit siklon tropis 91S.

"Bibit Siklon Tropis 91S terbentuk pada 7 Desember 2025 di wilayah Samudra Hindia barat daya Lampung di dalam Area of Responsibility (AoR) TCWC Jakarta," tulis BMKG. 

"Saat ini kecepatan angin maksimum sekitar 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1008 hPa," tambahnya.

Baca Juga: Cara Airdrop Bantuan Banjir-Longsor Sumatera Dikritik, TNI Singgung soal Keamanan Alutsista hingga Masyarakat

Dalam 24 jam ke depan, BMKG memastikan bibit siklon tersebut akan berkembang menjadi siklon tropis dalam kategori rendah.

Sebelumnya, BBMKG Wilayah I mengungkapkan adanya identifikasi bibit siklon tropis 91S di Samudera Hindia Barat Daya Lampung. 

Secara terpisah, Kepala BBMKG Wilayah I, Hendro Nugroho sempat menuturkan bibit siklon tropis 91S itu mengakibatkan adanya belokan angin dan konfluensi (pertemuan massa udara) di wilayah Sumut.

Halaman:

Tags

Terkini