“Itu kepakaran mereka, itu tugas mereka yang datang ke sini,” lanjutnya.
Tim tersebut, menurut penjelasan Mualem bukan berasal dari pemerintah China, melainkan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).
“Itu saya rasa dari LSM juga berkaitan dengan pemerintah,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mualem mengungkapkan bahwa pemerintah akan menindak tegas pihak-pihak yang sengaja mengambil bantuan untuk kepentingan sendiri hingga tak disalurkan.
“Makanya kita perlu kesadaran dalam membantu masyarakat kita, jangan ambil kesempatan dalam air keruh,” ucapnya.
Baca Juga: Konflik Internal NU Menghangat, Mahfud MD Menilai Akar Persoalan Berhubungan dengan Proyek Tambang
“Itu perlu kita garis bawahi karena kita betul-betul menyayangi masyarakat kita, menyayangi yang di pedalaman karena mereka saya rasa belum 100 persen mendapatkan bantuan,” paparnya.
Mengenai rapat dengan Presiden Prabowo, Mualem mengatakan bahwa setiap pihak terkait memberikan laporan kondisi di lapangan.
“Mana yang tidak nyambung, disambungkan. Mana yang kurang, kita usahakan. Banyak fasilitas yang kurang, kita bereskan dalam pembicaraan bersama Bapak Presiden tadi. Secepat mungkin kita pulihkan,” terangnya.
Mualem turut menyinggung tentang kurangnya relawan hingga tenaga medis di lokasi bencana.
“Semuanya kurang, lebih-lebih tenaga medis, dokter kita kurang. Maka tadi pembahasan mungkin yang akan menjadi dokter mungkin akan kita perbantukan,” lanjutnya.
Baca Juga: Pilu Gubernur Mualem Lihat Bencana Aceh dari Udara: Mata Menangkap Luka di Tanah Rencong
Sementara itu, dari 18 daerah kabupaten/kota, menurut Mualem ada 4 yang terdampak berat yakni Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, dan Takengon.
“Lain semua ada sedikit, ada beberapa kecamatan. Kalau kita lihat seperti Tamiang, kita bandingkan mereka dari gunung sampai ke laut, habis semua,” tukasnya.