nasional

Ketua Banggar DPR Nilai SPPG Kewalahan, Usulkan Dapur MBG Dibangun di Sekolah

Selasa, 30 September 2025 | 16:08 WIB
Foto: Ketua BANGGAR DPR RI said abdullah (Instagram )

JAKARTA-Portibinews: Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah, menilai perlu adanya evaluasi menyeluruh terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto. 

Menurutnya, sejumlah persoalan yang muncul belakangan ini, termasuk kasus keracunan massal ribuan siswa, harus dijadikan bahan perbaikan agar program tersebut berjalan lebih optimal.

Said mengusulkan agar fasilitas kantin sekolah direhabilitasi untuk dialihfungsikan sebagai dapur MBG. 

Dengan cara ini, dapur hanya akan melayani kebutuhan gizi siswa di sekolah tersebut, bukan untuk ribuan porsi lintas wilayah.

Perubahan Fungsi Kantin Sekolah sebagai Dapur MBG

Baca Juga: BGN Berbenah Usai Menu Burger untuk MBG Dikritik, Bakal Larang Keras Pakai Produk Kemasan Pabrik: Tak Ada Toleransi

“Bebannya terlalu berat kalau 3.000 (porsi), diselesaikan saja 1.000 (porsi) atau pemerintah dalam hal ini mengambil posisi yang ekstrem, langsung dapur MBG di sekolah-sekolah,” ujar Said kepada wartawan di Kompleks Parlemen pada Senin 29 September 2025.

Menurut politisi PDI Perjuangan itu, langkah ini bisa meringankan beban Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang selama ini harus menyiapkan hingga 3.000 porsi per hari. 

Selain itu, jika dapur dikelola di masing-masing sekolah, aspek higienitas dan sanitasi akan lebih mudah diawasi.

“Sehingga kantin sekolah direhab, diperbaiki, kemudian bagaimana dicek sanitasinya, dan cakupannya hanya di sekolah itu saja. Itu akan lebih luar biasa,” jelasnya.

Baca Juga: Strategi Kemenkes Ikut Awasi MBG: Wajibkan SPPG Punya SLHS hingga Gerakkan UKS

Soroti Kasus Keracunan

Dalam pandangan Said, evaluasi terhadap MBG sangat penting mengingat adanya insiden keracunan massal yang dialami sekitar 5.620 siswa di berbagai daerah. 

Berdasarkan hasil pemeriksaan, sejumlah makanan MBG terkontaminasi bakteri akibat pengolahan yang tidak higienis hingga bahan pangan yang tidak lagi segar.

Halaman:

Tags

Terkini