nasional

Jelang Perayaan Akbar Festival Golo Koe 2025 Labuan Bajo Sekitarnya disambut Meriah

Selasa, 5 Agustus 2025 | 19:51 WIB
Foto: Semaraknya festival di labuan bajo dengan patung bunda maria asumpta (Rilis)

LABUAN BAJO-Portibinews: Jelang puncak perayaan Festival Golo Koe Bunda Maria Assumpta Nusantara 2025 pada 10-15 Agustus 2025 mendatang, Labuan Bajo dan sekitarnya sudah disemarakkan oleh perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara yang dimulai pada 9 Juli 2025 dan berakhir pada 4 Agustus 2025. 

Perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara ini telah dilakukan selama 27 hari, ke 26 Paroki di wilayah Keuskupan Labuan Bajo dan dimulai dari Paroki Bari, Kecamatan Macang Pacar sebagai titik  start  dan berakhir di Paroki Santo Petrus Labuan Bajo, Manggarai Barat. 

Festival berbasis religi Katolik yang sarat nilai budaya dan spiritualitas ini juga menjadi bagian dari perayaan Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang telah menobatkan Festival Golo Koe Bunda Maria Assumpta Nusantara 2025 sebagai satu dari 10 event unggulan versi Karisma Event Nusantara (KEN). 

Baca Juga: Terbongkar di CCTV Kematian Tukang Ojek di Medan Bukan Karena Kecelakaan Tetapi Ulah Begal

Suguhan beragam acara menarik, mulai dari pameran dan pentas seni, karnaval budaya, aksi ekologis, pertunjukan teater, hingga prosesi akbar perarakan Patung Bunda Maria Assumpta Nusantara, dan ditutup dengan Misa Ekaristi Agung yang khusyuk, puncak perayaan Festival ini akan berpusat di Kawasan Marina Waterfront Labuan Bajo sebagai venue utama. 

Plt. Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Dwi Marhen Yono, menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan Festival Golo Koe yang pada tahun 2025 ini terpilih masuk dalam daftar 10 besar event unggulan KEN dari total 110 event nasional. Ia menilai keberadaan festival ini menjadi bukti bahwa Labuan Bajo tidak hanya unggul dalam lanskap alamnya, tetapi juga memiliki identitas budaya dan spiritual yang kuat dan berdaya tarik wisata. Festival ini sekaligus menjadi daya tarik tahunan di mainland Labuan Bajo. 

“Festival Golo Koe bisa kita katakan merupakan salah satu perayaan religi akbar yang inklusif, karena melibatkan hampir seluruh elemen masyarakat tanpa terkecuali, dimana tidak hanya umat Katolik, namun juga lintas suku, budaya, keyakinan, dan kelokalan yang ada di Pulau Flores. Value inilah yang kami lihat menjadi daya tarik luar biasa dari festival ini, yang sekaligus menjadi daya tarik wisata tahunan di mainland Labuan Bajo yang bisa dinikmati selama satu minggu", ungkap Plt. Dirut BPOLBF tersebut. 

Baca Juga: Momen Anies Baswedan Temui Tom Lembong di Rutan Cipinang usai Dapat Abolisi dari Prabowo

Festival Golo Koe Maria Assumpta Nusantara dikenal sebagai kolaborasi akbar antara Keuskupan Labuan Bajo, Keuskupan Ruteng, Pemerintah Daerah, pelaku pariwisata, komunitas, masyarakat, dan komunitas muda Manggarai Barat. Tahun ini, festival tidak hanya menghadirkan sisi spiritualitas umat Katolik, tetapi juga menjadi etalase kekayaan budaya Manggarai dan NTT secara keseluruhan. 

Ketua Umum Festival, RD. Rikardus Manggu, menjelaskan dalam Siaran Pers Panitia Publikasi Festival, bahwa festival ini hadir dari semangat kebersamaan dan kekuatan iman masyarakat Flores yang menghargai alam, keberagaman, serta martabat manusia. 

“Festival ini lahir dari rahim spiritualitas masyarakat Flores yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, penghormatan terhadap alam, serta penghargaan terhadap martabat manusia. Dalam semangat sinodalitas, kita membuka ruang dialog antarumat dan menjadikan iman sebagai kekuatan pemersatu bangsa”, ujarnya. 

Baca Juga: Abolisi Terhadap Tom Lembong Tidak Tepat Secara Hukum, LBH Medan: Kriminalisasi dan Politisasi Hukum

Sementara itu, Ketua Pelaksana Festival, Fransiskus Sales Sodo, menambahkan bahwa penyelenggaraan Festival Golo Koe terus mendorong terwujudnya Flores sebagai salah satu pusat wisata rohani Katolik di Indonesia. 

"Festival ini bukan hanya perayaan iman, tetapi juga refleksi dari kekayaan budaya lokal yang telah diwariskan lintas generasi dan kami, Pemerintah Daerah terus memperkuat sinergi dengan gereja, masyarakat adat, pelaku pariwisata, dan komunitas anak muda yang ada di Manggarai Barat untuk memastikan festival ini menjadi agenda inklusif yang menumbuhkan harmoni, toleransi, dan regenerasi nilai-nilai luhur sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Flores", jelas Fransiskus. 

Halaman:

Tags

Terkini