nasional

Apa itu sidang isbat..., untuk menentukan 1 syawal lebaran 1444 H tahun ini

Kamis, 20 April 2023 | 08:09 WIB
Foto: ilustrasi sidang isbat untuk menentukan 1 syawal

 

JAKARTA-Portibinews: Berdasarkan hasil rapat Pemerintah melalui Kementrian Agama Reppublik Indonesia, akan menggelar sidang isbat untuk menentukan 1 Syawal 1444 H/2023 M. Sidang direncanakan akan berlangsung pada 29 Ramadan petang.

Penentuan sidang isbat untuk menentukan 1 Syawal 1444 H tersebut sudah diumumkan pada saat sidang isbat untuk melihat hilal pada awal ramadan kemarin. Apabila terjadi perbedaan, dengan Muhammaddiyah, pemerintah sudah memberikan penjelasan bahwa hal itu mungkin saja terjadi, perbedaan itu sesuatu yang indah dan patut disyukuri.

Baca Juga: DPN LPK Nilai Pihak Disnaker Deli Serdang Tidak Berpihak Pada Pekerja


Di kutip dari wikipidia, Sidang isbat (secara harfiah isbat berarti penyungguhan, penetapan, dan penentuan) adalah sidang penetapan dalil syar'i di hadapan hakim dalam suatu majelis untuk menetapkan suatu kebenaran atau peristiwa yang terjadi. Sidang isbat juga bisa dilakukan dengan kedatangan sang penuntut yang meminta haknya atau mencegah terjadinya penolakan terhadap hak tersebut.

Jika tuntutannya dipenuhi oleh hakim sesuai dengan ketetapan syar'i, maka hakim mencegah penolakan terhadap haknya dan mengabulkan tuntutannya. Dalam kondisi ini, seorang penuntut diwajibkan memberikan bukti tuntutannya, sementara tergugat harus mengucapkan sumpah jika ingin menolak tuntutan.

Sidang isbat Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha diselenggarakan oleh pemerintah sejak tahun 1950 dengan tujuan menetapkan hari pertama Bulan Ramadhan, Syawal, dan tanggal 10 Dzulhijjah. Pada awal penyelenggaraannya, sidang ini hanya sederhana dengan didasarkan fatwa para ulama bahwa negara punya hak untuk menentukan datangnya hari-hari tersebut.

Baca Juga: Penerima Manfaat beras bantuan Pemkab Pakpak Bharat sebanyak 3968 paket

Kemudian mulai tahun 1972, Badan Hisab Rukyat (BHR) mulai dibentuk di bawah Kementerian Agama. Di dalamnya terdapat para ahli, ulama dan ahli astronomi, yang tugas intinya memberikan informasi, memberikan data kepada Menteri Agama tentang awal bulan Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.

Sidang ini diadakan satu hari sebelum hari yang diperkirakan sebagai awal bulan yang dimaksud. Dalam sidang ini, dihadirkan berbagai ulama, tokoh, dan organisasi masyarakat di Indonesia. Dan pada tahun 2013, juga direncanakan hadirnya perwakilan negara lain yang akan menjadi saksi dan memberi pandangan mengenai penentuan tanggal penting ini.

Sidang akan diawali dengan pemaparan mengenai posisi hilal atau bulan pada petang hari di sejumlah daerah oleh anggota Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama RI dari Planetarium.

Baca Juga: Tumbuh kembangkan silaturahmi siswa untuk menjadi masyarakat yang religius

Kemudian berbagai perwakilan Ormas dan Ulama yang menggunakan berbagai metode dalam menentukan datangnya hari suci akan bermusyawarah untuk menentukan dengan kesepakatan bersama. Setelahnya pemerintah mengumumkannya sebagai sebuah keputusan yang disahkan negara.

Namun Badan Hisab Rukyat Kementerian Agama sendiri mengakui bahwa keputusan ini tidaklah mengikat, sehingga setelahnya bisa saja pihak tertentu tetap meyakini tanggal yang berbeda.

Halaman:

Tags

Terkini