Selain permasalahan akses, Ketua Umum Partai Golkar itu juga mengatakan bahwa ada bagian dari perbaikan kelistrikan yang harus didatangkan dari Jakarta.
Misalnya tower di Bireuen harus dibangun ulang dan menunggu datangnya kabel.
“Kita ngangkut lagi dari Jakarta dan teman-teman tahu, ngangkut kabel 11 ton itu butuh berapa kali trip helikopter,” imbuhnya.
Baca Juga: Cak Imin Surati 3 Menteri, Minta Evaluasi Total Kebijakan Terkait Bencana di Sumatera
“Tapi tim PLN dan Kementerian ESDM sudah sigaplah,” tambahnya.
Pemulihan Listrik jadi Arahan dari Presiden Prabowo
Bahlil kemudian membeberkan bahwa penanganan listrik tersebut merupakan mandat yang diterima dari Presiden Prabowo dan terus dipantau.
“Presiden selalu menanyakan hampir setiap hari, gimana perkembangan. Kemarin kami rapat sore hari dan Bapak memerintahkan hari ini datang ke Aceh,” ungkap Bahlil.
“Semuanya harus sudah nyala malam nanti. Zikir ya, mudah-mudahan cuaca bagus. Sekarang tim kami masih di lapangan,” sambungnya.
Bahlil turut berharap cuaca terus mendukung, sehingga sutet yang dibangun tidak lagi terendam air banjir.
“Kalau cuaca bagus, kabel hari ini bisa kita tarik, malam Insya Allah yakin 90 persen sampai 93 persen, malam nyalanya udah normal,” terangnya.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Lokasi Bencana Banjir-Longsor Sumatera
Dalam kunjungan keduanya kali ini, Presiden Prabowo meninjau pembangunan Jembatan Bailey Teupin Mane, ruas vital penghubung Bireuen-Takengon di Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Jembatan tersebut membentang sepanjang 30 meter dan menjadi akses utama untuk memulihkan kembali jalur darat yang terputus akibat banjir besar dan derasnya arus sungai.