Cara Airdrop Bantuan Banjir-Longsor Sumatera Dikritik, TNI Singgung soal Keamanan Alutsista hingga Masyarakat

Photo Author
- Sabtu, 6 Desember 2025 | 19:27 WIB
foto: penanganan bantuan melalui airdrop (instagram)
foto: penanganan bantuan melalui airdrop (instagram)

Baca Juga: Tragedi Banjir Bandang di Kabupaten Agam Telan 74 Korban Jiwa: Tersebar pada 5 Kecamatan, 78 Orang Masih Hilang

Menurutnya, tak hanya TNI yang melakukan perbaikan, tapi semua pihak yang menggunakan metode airdrop.

“Kita jadikan perbaikan internal, menyeluruh ya, bukan hanya TNI karena kekuatan unsur udara itu ada yang dari BNPB, kemudian kementerian/lembaga yang mendukung ini. Jadi, kita evaluasi,” jelasnya.

Distribusi Bantuan Tetap Utamakan Keamanan

Lebih lanjut, Freddy menegaskan bahwa unsur keamanan semua pihak yang terlibat dalam proses pendistribusiannya tetap diperhatikan.

“Saya tegaskan di sini bahwa keamanan dari kru, keamanan dari alutsista dalam hal ini helikopter atau pesawat, serta keamanan dari masyarakat itu yang jadi prioritas kami,” tegasnya.

Baca Juga: Tragedi Banjir Bandang di Kabupaten Agam Telan 74 Korban Jiwa: Tersebar pada 5 Kecamatan, 78 Orang Masih Hilang

“Jadi, evaluasi tetap bagaimana percepatan pendistribusian logistik, tapi tetap tidak mengabaikan sisi keamanan,” sambungnya.

Adapun lokasi untuk menjatuhkan bantuan, kata Freddy harus mempertimbangkan kelayakan area.

“Kita butuh dropping zone yang layak, sementara di daerah-daerah terisolir itu banyak tempat terbuka, medan terbuka, tapi tidak layak,” terangnya.

“Jadi, keliahatan luas seperti lapangan, tapi tanahnya lembek-lembek kemudian lunak, tidak layak untuk didarati. Kemudian bekas puing yang apabila kena baling-baling itu bisa berterbangan dan membahayakan alutsista,” papar Freddy.

Bantuan Airdrop Sempat Dikritik DPR

Selain masyarakat, kritikan tentang bantuan yang dilempar hingga membuat rusak tersebut juga sempat dikritik DPR.

Baca Juga: Disebut Jadi Biang Kerok Banjir Sumatera saat Menjabat Menteri Kehutanan, Begini kata Zulkifli Hasan

Anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Golkar, Firman Soebagyo, menyebut cara yang dilakukan tidak etis dan tidak sopan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ferra Hariyanto

Sumber: Rilis

Tags

Rekomendasi

Terkini

X