Sejumlah daerah yang sebelumnya sulit diakses tim penyelamat, yakni di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, dan Aceh Tamiang.
Di sisi lain, skala bantuan masih tergolong minim, karena akses menuju daerah terisolir saat ini hanya dapat dilalui dari jalur udara, karena jalan darat masih banyak yang terputus.
Sekda Pemerintah Daerah Aceh, M. Nasir menyebut, terdapat upaya percepatan pembangunan Jembatan Bailey yang menghubungkan Bireuen dengan Aceh Utara, sejak Minggu, 30 November 2025.
Nasir menyebut, pembangunan Jembatan Bailey yang dikebut itu untuk mempercepat penyaluran bantuan terhadap para korban.
"Konektivitas Bireuen-Aceh Utara sudah mendapatkan solusi. Pembangunan jembatan Bailey hari ini sudah mulai dikerjakan," kata Nasir dalam pernyataan resminya di Aceh, pada Minggu, 30 November 2025.
"Targetnya tiga hari selesai dan bisa dilalui," tandasnya.
Di sisi lain, upaya percepatan penanganan bencana di Aceh ini juga tengah diupayakan tim penyelamat bersama petugas Polda Aceh.
Momen Mencekam di Jalur Sungai Tingkeum
Dalam kesempatan berbeda, Kapolda Aceh, Irjen Pol. Marzuki Ali Basyah bersama timnya menyebrangi Sungai Tingkeum di Kutablang, Kabupaten Bireuen.
Hal itu dilakukan untuk mencapai wilayah yang terdampak banjir bandang di Aceh Utara dan Lhokseumawe, pada Minggu, 30 November 2025.
Baca Juga: Janji Pemerintah pada Atlet: dari LPDP hingga Karier yang Stabil
Pada proses evakuasi itu, terdapat momen yang memilukan saat sejumlah warga yang tertahan selama 5 hari meminta bantuan tim penyelamat.
"Bapak Kapolda, kami sudah lima hari terjebak di sini, tolong kami," pinta seorang ibu.
Tim penyelamat pun berhasil mengevakuasi sejumlah warga yang terjebak di Kutablang yang terisolasi akibat banjir bandang.