Mulai Sejajar dengan Negara Raksasa, Kapal Selam Tanpa Awak di Indonesia Bakal Saingi Poseidon Rusia hingga Orca AS

Photo Author
- Minggu, 16 November 2025 | 19:27 WIB
foto: Mengulik kapal selam tanpa awak (instagram)
foto: Mengulik kapal selam tanpa awak (instagram)

"Hanya pakai baterai selama 6 bulan, charge lagi, turun ke bawah. Kita lengkapi dengan senjata torpedo. Dan ini saya kira teman-teman sudah melihat juga uji tembak," imbuh Sjafrie.

Baca Juga: Setelah Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Ditetapkan Jadi Tersangka, KPK Mulai Bidik Pengadaan Proyek Monumen Reog

Di sisi lain, Menhan RI itu juga memastikan, penguatan alutsista permukaan terus berjalan menyusul kedatangan KRI Brawijaya 320 yang kini menjadi fregat terbesar di Asia Tenggara.

Berkaca dari hal itu, menarik untuk membandingkan kapal selam tanpa awak alias drone bawah laut milik Indonesia dengan negara-negara raksasa, seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, hingga China.

KSOT versi Indonesia

Diketahui, rencana produksi massal KSOT menjadi langkah besar Indonesia dalam upaya modernisasi alat tempur bawah laut.

Dengan kemampuan menyelam sampai 6 bulan dan dilengkapi torpedo, KSOT masuk kategori drone bawah laut dengan sistem operasi jarak jauh.

Baca Juga: Hearing Soal Tambang Emas, Warga Kecewa Perwakilan PT Bumi Suksesindo Tak Bisa Menjawab Pertanyaan Tuntutan Warga

Terlebih, KSOT juga dinilai dapat dioperasikan untuk pengawasan wilayah strategis dan misi intelijen maritim.

Orca AS

Amerika Serikat sedang mengembangkan Ocean Explorer, drone bawah laut ultra besar dengan kemampuan membawa payload modular untuk operasi jarak jauh.

Proyek ini diproyeksikan menjadi salah satu pondasi kemampuan intelijen bawah laut AS.

US Navy membuka tender untuk desain dan pembuatan prototipe OEX hingga Oktober 2025.

Program ini berjalan paralel dengan proyek LDUUV dan XLUUV, Boeing memimpin pengembangan armada yang dijuluki 'Orca' di AS.

Di sisi lain, AS fokus pada daya jelajah panjang, kemampuan sensor, dan fleksibilitas payload sehingga drone dapat memperkuat operasi di Pasifik dan wilayah strategis lain.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ferra Hariyanto

Sumber: Rilis

Tags

Rekomendasi

Terkini

X