“Saat itu Ibu Mega mengusulkan daripada kereta api cepat lebih baik untuk membangun double track kereta api, termasuk misalnya di Sumatera itu kan perlu terobosan transportasi publik,” ucap Hasto.
“Jadi, paradigma transportasi publik bagi kepentingan publik itu jauh lebih dikedepankan,” imbuhnya.
Hasto menambahkan bahwa meski ada usulan tersebut dan berbeda dari keputusan yang diambil oleh Jokowi di mana saat itu menjadi Presiden, tetap dihormati oleh pihak partai.
“Sebagai partai politik, kami telah memberikan masukan-masukan sekitar 3 kali terkait dengan hal tersebut,” tegasnya.
Soroti Potensi Ekonomi Sebagai Prioritas Kebijakan Pemerintah
Dalam pembangunan Whoosh tersebut, menurut Hasto, juga harus melihat potensi yang dimiliki oleh Bandung untuk diperhatikan.
Menurutnya, program dibuat seharusnya memang yang dibutuhkan oleh rakyat, khususnya pada sektor ekonomi untuk menjadi prioritas.
Klaim Jokowi soal Proyek Whoosh Bisa Bantu Pertumbuhan Ekonomi
Sebelumnya, Jokowi sempat menyatakan bahwa ekonomi masyarakat akan tumbuh dengan hadirnya Whoosh.
“Kereta cepat menumbuhkan titik-titik pertumbuhan ekonomi, menumbuhkan UMKM, warung-warung yang jualan di titik baru itu,” kata Jokowi kepada wartawan di Mangkubumen, Solo, Jawa Tengah pada 27 Oktober 2025 lalu.
Baca Juga: Wali Kota Medan Dukung Muswil RAPI, Hadirkan Inovasi Ditengah Perkembangan Teknologi
Dari sektor pariwisata hingga properti, Jokowi meyakini ada juga dampak yang diberikan oleh Whoosh.
“Wisata di Bandung saya kira juga bisa meningkat dengan adanya Whoosh, nilai properti juga naik. Saya kita kemanfaatannya seperti itu,” tandasnya.