Stimulus Ekonomi Bisa Membantu Gerakkan Daya Beli
Mengenai stimulus ekonomi yang saat ini pemerintah jor-joran melakukannya, menurut Syahganda juga bisa menjadi penggerak daya beli masyarakat.
Baca Juga: Kebijakan Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20% Pertama Kali dalam Sejarah
“Iya. Stimulus itu kan fiskal, tapi policy misal Prabowo menaikkan upah buruh 6,5 persen bayangkan aja kalau 50 juta buruh kali Rp5 juta atau rata-rata gajinya, atau Rp4 juta naik 6,5 persen, berapa banyak uang yang akan beredar di kalangan buruh,” terangnya.
Perputaran uang di masyarakat, kata Syahganda bisa berasal dari kebijakan stimulus maupun nonstimulus ekonomi.
Sementara itu, pemerintah telah resmi meluncurkan stimulus ekonomi terbaru pada 17 Oktober 2025 lalu.
Paket stimulus ekonomi tambahan yang dikeluarkan oleh pemerintah kali ini adalah bantuan langsung tunai (BLT) dan program magang nasional atau magang berbayar yang difokuskan pada fresh graduate dari perguruan tinggi.
Menkeu Purbaya: Ekonomi Berkaitan dengan Kepercayaan pada Pemerintah
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya mengatakan bahwa ekonomi dan daya beli berpengaruh pada pandangan masyarakat kepada pemerintah.
Baca Juga: Janji Menkeu Purbaya: Siap Kucurkan Tambahan Dana ke Himbara Jika Rp200 Triliun Ludes Terserap
Pernyataannya itu sambil menunjukkan data survei yang tentang indeks kepercayaan masyarakat kepada pemerintah yang dilakukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Ini ada korelasinya. Ketika ekonomi buruk, mereka nggak suka pemerintah, makanya ada demo besar-besaran. Tapi, ketika mulai baik, mereka juga seneng ke pemerintah,” jelasnya kepada awak media di Menara Bank Mega, Jakarta pada Senin, 27 Oktober 2025.
“Sepertinya saya koboi, tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat ke pemerintah. Itu juga atas perintah Bapak Presiden, jadi saya nggak gerak sendiri,” paparnya.