Anggota DPR itu menilai belum jelas dari mana tenaga pengajar akan didatangkan serta bagaimana pembiayaannya akan disiapkan oleh pemerintah.
“Namun lagi-lagi pertanyaannya siapa yang akan mengajar? Gurunya dari mana? Apakah juga siap dengan anggarannya?” kata legislator dari daerah pemilihan Banten I itu.
Baca Juga: Menelisik Kesiapan Indonesia Menuju BBM Etanol E10, antara Ambisi Hijau dan Risiko di Lapangan
Bahasa Inggris dan Mandarin Dinilai Lebih Relevan
Bonnie menyarankan agar pemerintah lebih fokus pada peningkatan kualitas pengajaran bahasa Inggris dan Mandarin.
Menurutnya, kedua bahasa tersebut memiliki nilai strategis tinggi dalam dunia kerja, perdagangan, hingga diplomasi internasional.
"Lebih baik maksimalkan mutu pengajaran bahasa Inggris. Atau kalau mau ada tambahan pelajaran bahasa, bahasa Mandarin jauh lebih strategis untuk diajarkan," ucapnya.
Menurut Bonnie, bahasa Inggris masih menjadi kunci utama dalam pendidikan global dan komunikasi internasional.
Sementara, bahasa Mandarin semakin penting seiring meningkatnya peran ekonomi China di dunia.
Latar Belakang Wacana Bahasa Portugis di Sekolah
Wacana pengajaran bahasa Portugis di Indonesia pertama kali disampaikan Presiden Prabowo saat menjamu Presiden Brasil di Istana Negara.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo menyebut Brasil sebagai mitra penting Indonesia dan bertekad mempererat kerja sama bilateral kedua negara.
Baca Juga: FKMSU Gelar Aksi Jilid III di Kejagung RI, Tuntut Penegakan Hukum Dugaan Korupsi Pasar Tavip Binjai
"Karena pentingnya hubungan ini (Indonesia–Brasil), saya sudah putuskan bahwa Bahasa Portugis menjadi bahasa prioritas di pendidikan kita," kata Prabowo kala itu.