JAWA Timur -Portibinews: Pada Kamis (06/02) Dua warga negara Australia, Watt Peter John (63) dan Delves Catherine Winifred (61), yang sebelumnya terdampar di Pulau Giliyang akibat kerusakan kapal, kini justru memperpanjang masa tinggal mereka di Sumenep.
Pesona alam, budaya, dan keramahan masyarakat membuat mereka enggan segera pergi.
Keduanya dievakuasi dari Pulau Giliyang pada Senin (03/02/2025) dan ditempatkan di Rumah Dinas Bupati.
Awalnya, mereka berencana segera mencari bantuan teknis untuk memperbaiki kapal. Namun, setelah menjelajahi keindahan Sumenep, mereka memutuskan untuk menunda kepergian.
Baca Juga: Skandal Korupsi Harvey Moeis yang Sebelumnya Divonis 6,5 Tahun Menjadi 20 Tahun Penjara
"Kami akan pergi besok (Kamis, red), tapi kami memiliki tempat yang indah. Kami bersenang-senang di sini. Dan semua orang sangat ramah sehingga kami berpikir, apakah kami bisa tinggal tiga hari lagi. Jadi saya menelepon orang di Giliyang yang mengorganisir nelayan lokal untuk kami, agar kami tinggal tiga hari lagi di sini," ujar Catherine kepada Media Center Diskominfo Sumenep, Rabu (05/02/2025).
Selama di Sumenep, mereka mengunjungi Desa Aeng Tong-tong, yang terkenal sebagai desa para empu pembuat keris.
Catherine dan Peter terkesan dengan tradisi pembuatan keris yang diwariskan turun-temurun, bahkan sejak usia sekolah dasar.
Mereka juga melihat langsung proses pembuatan batik di Desa Pakandangan, Kecamatan Bluto, serta membeli kain batik dan topi khas Sumenep sebagai kenang-kenangan.
Selain keindahan alam dan budaya, keramahan masyarakat Sumenep juga meninggalkan kesan mendalam bagi mereka.
"Setiap orang yang kami temui selalu menyapa, melambaikan tangan, dan bahkan mengajak foto bersama. Itu sangat menyenangkan!" ujar Catherine dengan antusias.
Baca Juga: Skandal Korupsi Harvey Moeis yang Sebelumnya Divonis 6,5 Tahun Menjadi 20 Tahun Penjara