Sementara mantan Wali Kota Bogor Bima Arya yang turut mengikuti pembekalan pada hari itu menyampaikan pentingnya menyamakan frekuensi dan perspektif antar-anggota kabinet dari latar belakang beragam serta menekankan prioritas pemerintahan ke depan.
"Kata beliau, latar belakang anggota kabinet berbeda-beda. Ada aktivis, ada budayawan, politisi. Maka dari itu, harus disamakan frekuensinya, perspektifnya," kata Bima.
Menurutnya, pembekalan adalah satu langkah mempersiapkan transisi pemerintahan. Diharapkan, pembantu presiden yang berasal dari pelbagai latar belakang bisa memahami program-progam dan target pencapaian pemerintah ke depan.
Baca Juga: Jadi Tersangka PPPK, Mantan Ketua DPRD Madina Belum Juga Ditahan
"Karena menurut presiden terpilih yang perlu kita kuatkan adalah kebersamaan elite. Makanya kalau orang bilang ini kabinet gemuk ya memang ini adalah kabinet yang berusaha mengakomodasi semua, yang penting sekarang kan strukturnya fungsinya koordinasi, kolaborasi itu bisa dilakukan dengan baik," ucapnya.
Sementara pengacara kondang, Otto Hasibuan menyebut kegiatan pembekalan atau reatreat yang dilakukan Prabowo kepada para calon wakil menterinya, bertujuan membentuk teamwork yang kuat dalam kabinet pemerintahan lima tahun ke depan.
Menurut Otto, teamwork dalam kabinet tidak mungkin terbentuk jika para menteri hingga wakilnya tidak saling kenal satu sama lain.
Alasannya, calon menteri dan wakil serta kepala bidang pada pemerintahan Prabowo, berasal dari latar belakang dan lingkungan yang berbeda-beda.
"Jadi, prinsipnya pak Prabowo adalah bagaimana kerja sama ini tetap dikedepankan karena tidak mungkin satu orang memikul semuanya. Jadi, tanpa kerja sama, tanpa teamwork, tidak akan mungkin bisa kerjain pekerjaan ini. Nah, ini pesan utama dari Pak Prabowo tadi kepada kita, waktu pagi-pagi saat pencerahan itu," beber Otto.
Baca Juga: Jalan Sidikalang Dolok Sanggul Kabupaten Dairi Putus diguyur Hujan Deras