Selain mendapatkan konversi SKS sebanyak 20 SKS, Desy juga beruntung karena melalui kegiatan tersebut ia jadi memiliki banyak teman baru yang berasal dari Program Kampus Mengajar di wilayah Sumatera Utara, juga keluarga baru.
Banyak hal yang sudah dilakukan Desy selama masa Kampus Mengajar berjalan, seperti melaksanakan program yang telah dirancang bersama tim yang ditempatkan di SD tersebut.
“Adapun program kami selama berada di SDN 101810 Biru biru di antaranya melakukan kunjungan ke Dinas Pendidikan Deli Serdang, observasi sekolah, melaksanakan PreTest AKM kelas dan masuk dalam Forum Komunikasi dan Koordinasi Sekolah (FKKS). Untuk program kerja literasi, di antaranya memberikan les tambahan membaca, pembelajaran di luar kelas mengenai pengenalan bagian tubuh tumbuhan dan pembuatan kerajinan tangan. Selain itu juga ada program kerja numerasi, adaptasi teknologi, sustainable development goals, serta menciptakan lingkungan berbudaya literasi dan numerasi,” papar Desy.
Untuk menciptakan lingkungan berbudaya literasi dan numerasi, Desy dan teman-temannya ikut mendirikan pojok baca dan membuat majalah dinding, dua hal yang berperan besar dalam meningkatkan minat baca di tengah masyarakat. Sedangkan program sustainable development goals diawali dengan kampanye membawa bekal untuk mengurangi sampah, sosialisasi penanaman bunga pada wadah bekas, pemanfaatan kertas buram dan menjalankan program seni tari.
Baca Juga: Dibawah Komando Baru, Kumham Sumut Siap Tingkatkan Kinerja
Melatih Soft Skill
Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Fitri Ramadani Pohan, mahasiswi Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Keikutsertaannya dalam Program Kampus Mengajar dimulai dari pengumpulan berkas-berkas administrasi seperti biodata dan transkrip nilai, serta beberapa dokumen pendukung lainnya untuk diseleksi. Dilanjutkan dengan menunggu pengumuman kelulusan mbkm kampus mengajar. Setelah itu dilakukan survei untuk sekolah mitra kampus mengajar yang ditetapkan dan diikuti dengan pembuatan program kerja selama kegiatan kampus mengajar diadakan.
“Saya berminat mengikuti program Kampus Mengajar karena ingin mengubah stigma masyarakat tentang pertanian yang kurang baik, serta kurangnya kesadaran masyarakat terutama pelajar, dalam memperhatikan lingkungan dan tanaman di sekitar mereka. Ini merupakan kewajiban saya sebagai mahasiswa pertanian, untuk berbagi ilmu kepada masyarakat terutama pelajar, untuk perduli serta mengetahui bahwa budidaya pertanian itu sangat beragam dan harus dikembangkan di masa depan,” ungkap Fitri menjawab pertanyaan media.
Pada program yang diikutinya di SMAS Plus Al-Azhar Medan, Fitri dan tim melaksanakan program yang sudah disepakati dengan pihak sekolah, yaitu budidaya tanaman hortikultura menggunakan sistem hidroponik dengan beberapa benih yaitu Pakcoy, Selada, Bayam Merah dan Kangkung.