Trump Cemooh Zohran Mamdani usai Politikus Muslim Itu Maju Jadi Calon Wali Kota New York

Photo Author
- Kamis, 26 Juni 2025 | 17:55 WIB
Foto: Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Zohran (Instagram )
Foto: Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Zohran (Instagram )

AMERIKA SERIKAT-Portibinews: Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mencemooh Zohran Mamdani, seorang politikus Muslim dari Partai Demokrat yang mendeklarasikan kemenangannya untuk maju menjadi calon Wali Kota di New York City.

Sebelumnya diketahui, Zohran mewakili partai tersebut dalam pemilu pada November 2025 mendatang. Mamdani yang merupakan seorang legislator negara bagian New York mewakili wilayah Queens ini, secara mengejutkan berhasil mengungguli kandidat kuat yakni mantan Gubernur New York, Andrew Cuomo.

Mamdani unggul dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat untuk menjadi calon Wali Kota New York yang digelar pada Selasa, 24 Juni 2025.

Baca Juga: Berita Terkini, USU Levels Up! Naik 200 Peringkat di Panggung Dunia

Kendati demikian, hasil pemilihan pendahuluan itu belum diumumkan secara resmi, namun perolehan suara Mamdani yang jauh di atas membuat Cuomo sulit kini mendapatkan sorotan khusus dari Donald Trump.

Trump meluapkan ketidaksenangannya dalam postingan media sosial pribadinya di Truth Social, pada Kamis, 25 Juni 2025.

Orang nomor 1 itu diketahui berkomentar terhadap kemenangan Mamdani dengan nada yang terkesan menyerang atau mencemooh politikus muslim berusia 33 tahun tersebut sebagai 'komunis gila'.

Baca Juga: Gugatan Fantastis Rp100 Miliar Dianggap Cuman Gertakan, Ini Kata Reza Gladys ke Niki Mirzani

"Akhirnya terjadi, Partai Demokrat telah melewati batas. Zohran Mamdani, seorang komunis gila 100 persen," ujar Trump. 

"(Mamdani) Baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, dan ada dalam jalur untuk menjadi Wali Kota," sambungnya.

Trump bahkan berani menilai kemenangan telak Mamdani atas Cuomo dalam pemilihan Wali Kota di New York City itu sebagai hal yang di luar nalar seraya menyerang sisi personal sang politikus Partai Demokrat itu.

"Kita pernah memilih kaum kiri radikal sebelumnya, tetapi ini menjadi agak konyol. Dia terlihat buruk, suaranya melengking, dia tidak terlalu pintar," tukasnya.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ferra Hariyanto

Sumber: Rilis

Tags

Rekomendasi

Terkini

X