Coca-cola Menarik Produknya dari Pasar Eropa karena Kandungan Klorat Tinggi, Bagaimana dengan di Indonesia?

Photo Author
- Kamis, 30 Januari 2025 | 16:27 WIB
Foto: ilustrasi (Instagram )
Foto: ilustrasi (Instagram )

Royal Bliss

Tropico

Saat ini, Coca-Cola Europacific Partners telah berkoordinasi dengan otoritas terkait di masing-masing negara yang terdampak untuk menangani permasalahan ini.

Asal Usul Klorat dalam Makanan dan Minuman

Keberadaan klorat dalam makanan dan minuman bukanlah hal baru. 

Pada 2014, laboratorium kontrol resmi menemukan kandungan ini secara tidak sengaja. 

Baca Juga: 3 Korban Tewas Kebakaran Glodok Berhasil Diidentifikasi, 2 Pramugari dan 1 Pegawai BUMN

Setahun kemudian, EFSA memperingatkan bahwa kadar klorat dalam makanan dan air minum cukup tinggi dan bisa berdampak pada kesehatan, terutama bagi bayi dan anak-anak.

Dampak kesehatan akibat paparan klorat mencakup gangguan tiroid akibat terganggunya penyerapan yodium. 

Efek jangka panjangnya dapat menyebabkan gangguan produksi sel darah merah serta perubahan pada komposisi sumsum tulang. 

Wanita hamil dengan gangguan fungsi tiroid juga termasuk kelompok berisiko.

Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (BfR) menjelaskan bahwa natrium dan kalium klorat dulunya digunakan sebagai herbisida, tetapi penggunaannya dalam produk perlindungan tanaman dan biosida kini dilarang di Uni Eropa.

Baca Juga: Razman Nasution Tantang Nikita Mirzani untuk Buktikan Keadaan Terbaru Lolly, Buat Video Tanpa Intervensi

Para ahli menyebutkan bahwa klorat dapat muncul sebagai produk sampingan dari penggunaan zat berbasis klorin dalam proses pembersihan atau desinfeksi. 

Jalur utama masuknya klorat ke dalam makanan adalah melalui proses pengolahan air yang sebelumnya telah diberi produk biosida berbasis klorin.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ferra Hariyanto

Sumber: Rilis

Tags

Rekomendasi

Terkini

X