JAKARTA-Portibinews: Bareskrim Polri menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengusut dugaan pembobolan data nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) yang terjadi beberapa waktu lalu. Sistem perbankan BSI terhenti beberapa hari karena diuga adanya peretasan.
“Akibat dari serangan tersebut, sistem perbankan syariah tersebut bermasalah. Tim Siber kita sudah turun bersama stakeholder lainnya di bawah kendali dan koordinasi BSSN untuk sama-sama melakukan langkah-langkah mitigasi sesuai tupoksi,” jelas Dirtipidsiber Bareskrim Polri Brigjen. Pol. Adi Vivid Agustiadi Bachtiar, S.I.K., M.Hum., M.S.M., Jumat (19/5).
Baca Juga: Bupati Madina Ucapkan Terima Kasih, Tasyakuran 1 Abad NU Sumut Berlangsung Aman dan Lancar
Seperti diketahui, masalah kebocoran data nasabah BSI menjadi kegaduhan dalam sepekan terakhir. Disinyalir pelakunya adalah Ransomeware. Ini diperkuat oleh pengakuan dari Lockbit 3.0 yang menegaskan bahwa geng Ransomware ini bertanggung jawab atas gangguan yang terjadi di BSI.
Lockbit sendiri adalah geng Ransomware yang mulai aktif beroperasi pada 2019. Sebelumnya, Lockbit diketahui telah melakukan peretasan pada perusahaan-perusahaan besar dan lembaga tinggi negara, seperti perusahaan milik Elon Musk Space X, perusahaan pertahanan besar Perancis, Thales Group, Bangkok Airways, dan lainnya.
Baca Juga: Ribuan Penggemar dan Suporter Padati Jalan Ibukota Sambut konvoi Timnas U22
LockBit juga mengancam akan menyebarkan semua data yang berhasil mereka curi di web gelap jika negosiasi dengan pihak BSI gagal. Melalui websitenya, LockBit mengaku menyerang BSI pada 8 Mei 2023. Serangan tersebut tentunya membuat semua sistem layanan BSI terhenti.
Selain berhasil melumpuhkan sistem IT BSI, kelompok hacker tersebut juga menyatakan telah mencuri 1,5 terabyte data pribadi dan siap membocorkan data tersebut.
Baca Juga: Inilah Atlet Olahraga Peraih Medali di Ajang Sea games 2023 yang berasal dari Prajurit TNI AL
Saat ini, geng Ransomware menjadi ancaman siber di dunia. Seperti diberitakan di sejumlah media, Lockbit 3.0 mengklaim saat ini berhasil mencuri 1,5 terabyte data BSI.
Peretas memberi tenggat waktu sampai dengan 15 Mei 2023 pukul 21:09:46 UTC agar BSI memberikan sejumlah tebusan. Apabila sampai dengan waktu tersebut pihak korban tidak memberikan tebusan maka database akan dibocorkan.