hukum

Influencer Otomotif Fitra Eri Sororti Soal Skandal Dugaan Pertamax Oplosan Pertamina: Mana Fakta yang Benar?

Kamis, 27 Februari 2025 | 17:05 WIB
Foto: Fitra Eri (Instagram )

Baca Juga: Dugaan Aliran Dana ke 19 Kepala Desa Hingga Rp.560 Miliar terkait Pengurusan SHM di Proyek PIK 2

"Kalau mobil modern, dilengkapi knocking sensor, dia bisa memperlambat waktu pengapian kalau mendeteksi bensinnya oktannya lebih rendah untuk menghindari gejala denotasi awal alias knocking," sambungnya.

Potensi Masyarakat Merugi

Lebih lanjut, Fitra pun menjelaskan terkait dampak buruk kendaraan jika diisi bensin dengan kualitas tidak sesuai standar.

"Kalau di mobil baru, yang akan terjadi adalah tenaga berkurang, konsumsi bahan bakar bertambah. Tapi kita harus ingat, oktan itu salah satu properti," terangnya. 

Baca Juga: Ketika Istana Sibuk Lantik Kepala Daerah, Ada Geliat Aksi 'Indonesia Gelap' di Jakarta

"Ada properti lain ada densitas, viskositas, nilai kalor, aditif, deterjen. Kalau ternyata yang masuk ke mesin kita tidak sesuai dengan persyaratan mobil, itu bisa terjadi kerusakan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Misalnya filter bensin menjadi semakin kotor," sebut Fitra.

Oleh sebab itu, Fitra menuturkan hal paling dirugikan dengan bensin oplosan adalah masyarakat secara umum.

"Paling bahaya adalah kalau kita memasukkan bensin di bawah standar oktan di syarat mobil tersebut dan tidak memiliki knocking sensor," ungkap Fitra. 

Baca Juga: Ketika Istana Sibuk Lantik Kepala Daerah, Ada Geliat Aksi 'Indonesia Gelap' di Jakarta

"Bisa terjadi denotasi awal, bensin meledak duluan, itu bisa menyebabkan kerusakan mesin, biaya perbaikannya tidak murah," tandasnya.

Halaman:

Tags

Terkini