Selain Kontroversi Erick Thohir Pecat STY, Intip 3 Kasus Ketum PSSI yang Pernah Bikin Geger Pecinta Sepak Bola di Indonesia

Photo Author
- Senin, 6 Januari 2025 | 17:35 WIB
Foto: Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong  (Rilis )
Foto: Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong (Rilis )

"Membawa Indonesia ke posisi ketiga di Kualifikasi Piala Dunia, bagaimana mungkin ayah bisa dipecat?" tuturnya. 

Di sisi lain, Shin Jae-won menilai STY telah melakukan berbagai kerja keras untuk peningkatan Timnas Indonesia.  

Baca Juga: PUPR Sumut Kembalikan 1,3 Miliar Kelebihan Pemeliharaan Jalan Dan Jembatan Ke Kas Negara

"Terima kasih untuk kerja kerasmu. Ayah, kau melakukan yang terbaik untuk (Timnas) Indonesia. Semua tentang keluarga, aku tahu semuanya," tandasnya.

Kekecewaan Shin Jae-won menunjukkan adanya kontroversi terhadap keputusan PSSI yang secara tiba-tiba menghembuskan kabar terkait pemecatan STY di hadapan publik.

Sederet Kontroversi Ketum PSSI

Berkaca dari hal itu, terdapat juga sederet kasus kontroversi yang dilakukan oleh para ketum PSSI di zaman sebelum Erick Thohir menjabat. Berikut ini ulasan selengkapnya.

Mochamad Iriawan

Selama menjabat sebagai ketua umum PSSI periode 2019-2023, Mochamad Iriawan pernah dianggap melakukan praktek nepotisme karena menunjuk adik iparnya, Maaike Ira Puspita, sebagai wakil sekretaris jenderal (Sekjen) PSSI pada Januari 2022.

Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu juga pernah membuat apparel asal Thailand, Warrix batal menjadi sponsor timnas Indonesia karena tiba-tiba menjalin kesepakatan bersama Mills.

Baca Juga: Main di Kompetisi Liga Italia, Jay Idzes Ternyata Pernah Jadi Pemain Futsal saat Usia 18 Tahun

Tragedi Kanjuruhan juga menjadi salah satu titik kejatuhan popularitasnya usai menolak turun dari jabatan ketua umum PSSI, hingga akhirnya didesak publik untuk mundur dari jabatannya pada Januari 2023.

Iwan Budianto

Ketum PSSI pada Maret-November 2019, Iwan Budianto juga pernah mengalami beragam kontroversi.

Iwan Budianto pernah dituding sebagai pihak yang berperan besar dalam perpecahan Arema karena dualisme liga lebih dari satu dekade. 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ferra Hariyanto

Sumber: Rilis

Tags

Rekomendasi

Terkini

X