JAKARTA-Portibinews: Pemerintah juga dihadapkan pada tantangan baru untuk berinovasi, meningkatkan efisiensi serta transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam. Demi menjawab tantangan tersebut, hari ini kami bersama-sama meluncurkan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara (SIMBARA) khusus untuk nikel dan timah.
Dari data yang saya peroleh menunjukkan bahwa di tahun 2022, PNBP minerba mencapai 183,5 triliun dan tahun 2023 sebesar 172,9 triliun. Hal ini menunjukkan bagaimana besarnya kontribusi sektor minerba terhadap penerimaan negara.
Selain aspek penerimaan negara, hal yang lebih penting lagi adalah menjaga aspek tata kelola, melalui transparansi dan ketertelusuran (traceability) komoditas minerba.
Melalui SIMBARA, Luhut berharap kita semua bisa memantau setiap tahap proses pergerakan komoditas minerba. Mulai dari produksi hingga pemurnian, sampai dengan pengangkutan dan penjualan, dengan lebih transparan dan akuntabel.
Hilirisasi yang diterapkan pada komoditas nikel, secara simultan meningkatkan investasi pada industri pertambangan dan pemurniannya.
Hal ini membuat proses bisnis di lapangan menjadi semakin kompleks. Selain itu pada komoditas timah, permasalahan yang terjadi tidak hanya terkait praktik penambangan ilegal, tetapi proses bisnis legal pun masih kerap menemukan tantangan.
" Saya melihat permasalahan tersebut menjadi kian kompleks karena monetisasi pada komoditas timah juga dilakukan untuk mineral-mineral ikutan yang terkandung dalam sisa hasil pengolahannya. Melalui implementasi Nikel dan Timah ke dalam SIMBARA, saya berharap permasalahan tersebut bisa diminimalisir," imbuhnya.
Terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bekerja keras dalam pengembangan SIMBARA ini. Luhut juga yakin capaian ini tidak akan terwujud tanpa dukungan dan kolaborasi semua Kementerian/Lembaga terkait.
Baca Juga: Sugiri Sancoko Bupati Ponorogo Siap Gandeng Promedia Gelar Pelatihan Jurnalisme Berkualitas