nasional

Merawat Keberagaman untuk Melahirkan IMM Kota Medan yang Progresif dan Kolaboratif

Sabtu, 12 Februari 2022 | 13:10 WIB

Mahasiswa dalam struktur tatanan sosial pasti selau menempatkan peran tersendiri serta memiliki arti yang penting bagi perjalanan bangsa. Mahasiswa merupakan salah unsur penting kepemimpinan suatu bangsa dan juga sebagai salah satu kekuatan moral bangsa, karena mahasiswa memiliki sumber daya yang relatif cukup besar yang berasal dari irisan kelompok mahasiswa nasional yang mampu menciptakan perkembangan dalam struktur sosial serta tenaga juang yang kolektif dan pelopor kesadaran masyarakat terhadap kelalaian penguasa didalam tugasnya menyelenggarakan pemerintahan atas nama rakyat, maupun sebagai sumber dari organisasi perjuangan. Pada saat sekarang ini yang kita ketahui, rubrik gerakan kemahasiswaan sejauh ini masih dikenal sebagai permasalahan umum yang tergolong agak suluy dicari jalan keluarnya. Untuk saat ini, berbagai berita-berita yang melibatkan mahasiswa semakin marak, mulai dari adab dan etika mahasiswa terhadap dosen, pemicu konflik dengan masyarakat sekitar, pergaulan bebas yang menyebabkan penyimpangan perilaku sosial, minuman keras dan lainnya. Permasalahan seperti ini sangat memprihatinkan bangsa Indonesia karena harapan besar masyarakat mahasiswa mampu membangun bangsa kedepan lebih maju dan produktif. Dilihat dari fenomena tersebut bahwa kepribadian remaja atau mahasiswa harus dibarengi dengan pembentukan akhlak yang baik dan matang dari lingkungan diluar kampus agar dapat mengendalikan diri dalam beretika dan bermoral dalam kehidupan sehari – hari. (Pribadi, 2016) Tuntutan zaman yang menginginkan mahasiswa menjadi Agent Of Change di suatu bangsa haruslah diwujudkan oleh IMM, ini menjadi sebuah tanggungjawab besar untuk diembannya. Untuk mewujudkan IMM sebagai Agent Of Change, dibutuhkan kualifikasi kader yang kompeten dalam perjuangan Islam sehingga mampu melakukan perubahan sosial. Sebagai Organisas Otonom Muhammadadiyah yang bergerak dalam dimensi perjuangan Islam, IMM berupaya untuk melahirkan kader-kader pemimpin yang istiqamah dan siap memperjuangkan kebenaran Islam dan dapat dijadikan tauladan oleh seluruh masyarakat khususnya masyarakat kampus. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) merupakan salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak di bidang dakwah amar ma’ruf nahi munkar dengan tiga bidang kajian yaitu keagamaan, kemahasiswaan dan kemasyarakatan Sebagai ortom dari Muhammadiyah IMM memiliki tujuan yang harus dicapai yaitu mengusahakan terwujudnya akademisi Islam yang berahklak mulia dalam rangka mencapai tujuan MuhammadiyahSelain sebagai gerakan mahasiswa Islam yang memiliki basis gerakan dikalangan masyarakat ilmiah (kampus) IMM juga mengikuti induk dari organisasinya (Muhammadiyah) berkhidmat bagi pendidikan Islam. Dalam proses mencapai tujuan IMM, kompetensi dasar IMM dijadikan sebagai landasan dari pembentukan kader yang berahklak mulia (Asman, 2021). Selain itu IMM menekankan setidaknya para kader IMM mampu menguasai kompetensi IMM yang harus dimiliki seorang kader yaitu religiusitas, intelektualitas dan humanitas. Ketiganya merupakan dasar seorang kader IMM dalam pembentukan akademisis Islam yang berahklak mulia. Sehingga di IMM pendidikan atau pengkaderan bukan hanya penanaman nilai saja, melainkan bagaimana nilai yang sudah ditanamakan di diri kader dalam pendidikan itu mampu menjadikannya sebagai akademisi yang menjadikan islam sebagai landasan berpikirnya. Secara umum gerakan IMM terfokus kepada pengkaderan yang dimana dianggap sebagai kegiatan wajib dalam proses pembinaan kader. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salah satu elemen bangsa, merupakan gerakan kemahasiswaan yang memliki peran strategis untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang baik. Sebagai agen of change IMM harus di dukung dengan kualifikasi kader yang kompeten dalam melakukan perubahan sosial. Sesuai dengan identitasnya yaitu sebagai gerakan dakwah di kalangan masyarakat khususnya di kalangan mahasiswa, IMM memiliki tanggungjawab untuk membentuk kader yang mampu berdakwah amar maruf nahi mungkar. Untuk mewujudkan hal tersebut, kegiatan dan perkaderan di IMM harus diarahkan pada usaha untuk membentuk kader yang berkarakter islami. Selaras dengan gerakan Muhammadiyah, maka IMM memantapkan gerakan dakwahnya ditengah-tengah masyarakat khususnya kalangan mahasiswa. Setiap anggota IMM harus mampu memadukan kemampuan ilmiah dan aqidahnya. Oleh karena itu setiap anggota IMM harus tertib dalam ibadah, tekun dalam studi dan mengamalkan ilmu-ilmunya sebagai implementasi dari nilainilai ketaqwaan dan pengabdian kepada Allah swt. Budaya membaca dan menulis, serta melakukan kegiatan ibadah dan sosial lainnya merupakan basis keilmuan IMM yang harus dijaga, sehingga bisa mewujudkan para anak-anak muda (mahasiswa) Islam yang memiliki integritas pengilmuan Islam. Sebagai organisasi yang memiliki kepengurusan nasional dan tersebar hampir di semua kampus. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) diharapkan mewarnai dan melahirkan generasi baru di jamannya sebagai kekuatan moral dan asset pemersatu bangsa. Bukan sebaliknya turut menjadi aktor bagi perpecahan di tengah persoalan bangsa. IMM mengemban misi transformasi kader, pada ranah ke-ummatan, kebangsaan dan persyarikatan (kader ummat, kader bangsa dan kader persyarikatan). Untuk melahirkan kader yang memiliki visi keumatan, kebangsaan dan persyarikatan. IMM tidak cukup hanya dengan pola perkaderan yang fokus pada ranah keumatan dan persyarikatan. Harus berkolaborasi dengan berbagai pihak dan dengan multi konsepsi untuk mencapai visi kebangsaan di tengah perubahan revolusi informasi dan komunikasi yang sedemikian cepat. Sehingga kader-kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah tidak justeru menjadi agen-agen hoax dan berita bohong di tengah keanekaragaman suku, agama, ras dan adat istiadat. Indonesia merupakan negara multikultur terbesar di dunia yang dapat terlihat dari kondisi sosiokultural maupun geografis yang begitu kompleks, beragam, dan luas. Keberagaman Indonesia terjadi dalam berbagai aspek kehidupan, diantaranya yaitu keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan. Keberagaman bangsa Indonesia diikat dalam prinsip persatuan melalui semboyan bangsa “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti meski berbeda-beda tetapi tetap satu. Indonesia sebagai bangsa plural, majemuk, multikulturaldan multilingualisme, maksudnyaupaya menciptakan dan menjamin keberagaman komunitas dapat tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan sebuah kekayaan bangsa apabila dilandasi dengan prinsip persatuan dan rasa penerimaan yang dilakukan secara sadar. Hal tersebut dikarenakan keberagaman dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang, dimana di satu sisi keberagaman merupakan sebuah anugerah bangsa, di sisi lain keberagaman merupakan sebuah tantangan bangsa. Keberagaman merupakan sebuah tantangan bangsa dapat terjadi ketika perbedaan perbedaan sebagai akibat dari adanya keberagaman tidak dimaknai secara sadar, sehingga rawan untuk memicu konflik bahkan perpecahan. Multikultural dan Multilingualisme yang ideal adalah masyarakat terdiri dari beragam bahasa, suku, etnis dan kebudayaan, dapat hidup dan berkembang dalam satu kesatuan kebangsaan Indonesia secara aman, damai dan tenteram, saling menhargai dan toleransi. (Ika Wahyuningsih, Hassan Suryono, Machmud Al Rasyid, 2018) Perbedaan merupakan suatu hal yang terus disoroti dalam berbagai hal, terdapat banyak perbedaan pendapat dan perbedaan ras yang jika seseorang tidak menyikapinya dengan baik, maka akan menimbulkan suatu kegaduhan yang tak berujung. Perihal suku yang terkadang menimbulkan kebanggaan yang cenderung berlebihan ketika menjumpai sekelompok orang yang memiliki kesamaan suku dengannya lalukan terkesahan memusuhi orang-orang yang tidak satu suku dengannya, perbedaan warna kulit yang beberapa dekade ini cukup krusial karena isu rasial selalu menimbulkan konflik besar dan berkepanjangan, lalu yang paling utama adalah tentang perbedan agama yang menjurus pada kepercayaan yang dipegang masing-masing seolah kepercayaan yang dipegangnya adalah kepercayaan yang mutlak dan berusaha mengkerdilkan kepercayaan lainnya. Tentunya, isu perbedaan yang sudah saya sebutkan diatas merupakan isu yang sangat mengancam perkembangan peradaban manusia, disaat teknologi semakin mudah dipelajari dan dikembangkan, malah akan tertutupi terus-menerus oleh orang-orang yang tidak dapat memahami perbedaan suku, agama, dan ras. Dalam perspektif lain, kebhinnekaan bangsa Indonesia dapat dilihat baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal, kebhinnekaan bangsa kita dapat dilihat dari perbedaan tingkat pendidikan, ekonomi, pemukiman, pekerjaan, dan tingkat sosial budaya. Sedangkan secara horizontal, kebhinnekaan bangsa Indonesia dapat dilihat dari perbedaan agama, etnis, bahasa daerah, geografis, pakaian, makanan, dan budayanya. Dalam masyarakat Indonesia yang plural dan sekaligus heterogen, tersimpan kekuatan yang sangat besar (sebagai modal sosial dan budaya) berupa beragam adat istiadat, agama dan kepercayaan, bahasa yang berjenis-jenis yang menjadi pengikat kelompok-kelompok masyarakat untuk bersatu menentang penjajahan. Sifat kebhinnekaan Indonesia justru lebih memperkuat keinginan untuk bersatu dalam mencapai cita-cita bersama. Oleh karena itu kebhinnekaan masyarakat Indonesia perlu dilihat sebagai sesuatu yang cair dengan tujuan adil, makmur dan bermartabat bagi tiap warga negara. Cair dalam arti bahwa ada kebutuhan situasional dan konstekstual yang perlu diperbaharui dan/atau direvisi dari waktu ke waktu atau perubahan waktu IMM Kota Medan saat ini tengah memasuki penghujung periode, satu tahun kepemimpinan yang dinahkodai oleh Ketua Umum PC IMM Kota Medan yaitu Tengku Suhaimi hampir saja selesai, oleh karena itu hampir seluruh Kader IMM di Kota Medan mempertanyakan siapa sosok selanjutnya yang mampu membawa jalannya kapal IMM Kota Medan ke Pelabuhan selanjutnya. IMM Kota Medan merupakan rumah besar bagi seluruh Kader khususnya di Kota Medan, banyak kader-kader hebat yang lahir dari hasil sentuhan tangan perkaderan yang dirancang dan dieksekusi langsung oleh IMM Kota Medan, banyak alumni yang kini telah sukses berkat hasil tempahan dan didikan selama berorganisasi di IMM Kota Medan, serta IMM Kota Medan menaungi 22 Komisariat sehingga ini bukanlah tugas yang ringan. Kader-kader selalu mempertanyakan bagaimana standar kepemimpinan yang sesuai dan yang selayaknya harus dimiliki oleh Pemimpin IMM Medan kedepannya, apakah harus menjadi Pemimpin yang peduli terhadap anggotanya, Pemimpin yang menjunjung tinggi Trilogi IMM, Pemipin yang mengedepankan pada kebijaksanaan, entah apapun jenis standarisasi kepemimpinan namun yang pasti semuanya bersifat baik masing-masing. Progresif Kolaboratif menjadi output atau luaran yang telah dirumuskan dalam Tema Musyawarah Cabang IMM Kota Medan pada tahun 2022 ini, output ini merupakan suatu hal yang luar biasa karena ciri tersebut dapat menjadikan IMM Medan suatu organisasi yang kian hari selalu berkembang dan senantian mengupgrade kapasitas anggotanya, programnya, dan seluruh stakeholder. Progresif artinya bergerak menuju ke arah kemajuan serta berhaluan ke arah perbaikan keadaan yang sekarang. Tagline progresif yang disematkan dalam tersebut merupakan cita-cita besar yang inovatif, artinya dalam keadaan zaman yang sekarang, seluruh kader berharap bahwa yang diinginkan adalah kemajuan bagi Gerakan mahasiswa Muhammadiyah berserta seluruh unsur yang terlibat. Kemajuan yang diinginkan dalam hal keagaaman misalnya mentransformasikan metode dakwah digital, IMM Medan harus dapat mengkomandoi bagaimana Kader dapat memanfaat media digital tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat khususnya menebar kebaikan, karena untuk dapat menyasar audiens internet, mahasiswa haruslah kreatif dalam membungkus suatu pesan agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. IMM Medan juga harus memikirkan bagaimana perubahan dan kemajuan dalam keilmuan, karena harusnya dengan umur IMM yang semakin tua, IMM haruslah terus melahirkan cendekiawan-cendekiawan yang berperan membangun peradaban bangsa dengan memberikan sumbangsih keilmuan dan pemikiran, Kader IMM harus bergerak menjadi seorang yang dapat melahirkan sesuatu yang bermanfaat bagi khalayak banyak. Selanjutnya, IMM Medan jugalah yang bertanggung jawab terhadap masyarakat, karena mahasiswa sejatinya adalah dari masyarakat dan Kembali ke masyarakat, IMM harus mengkawal isu-isu kepentingan rakyat, IMM haruslah terjun langsung bersentuhan dan mendegar keluh kesah masyarakat. Sesuai juga dengan latar belakang yang sudah penulis sampaikan diawal tadi, problematika tentang perbedaan agaknya menjadi permasalahan serius yang harus diubah menjadi suatu hal yang dapat dimanifestasikan menjadi kebermanfaatan yang berskala Panjang. Jika kita memandang suatu perbedaan menjadi suatu rintangan terus-menerus tanpa melihat sisi positif didalamnya, maka kita akan terus jatuh dilubang yang sama, namun jika kita menterjemahkan suatu perbedaan menjadiui suatu keberagaman, maka kita dapat menarasikan keberagaman yang ada menjadi sesuatu hal yang saling membutuhkan dan memberdayakan kekuatan masing-masing, bukan hanya dalam hal suku agama ras namun tentang bagaimana keberagaman sifat, material, kemampuan, pendapat, dapat saling menghargai dan saling membantu. Keberagaman tersebut dapat berubah menjadi sesuatu yang saling menguntungkan jika kita mengedepankan kolaborasi, karena kolaborasi kita dapat saling memberdayakan kekuatan dan apa-apa yang kita punya dengan kekuatan orang lain menjadi sesuatu kekuatan yang luar biasa dan saling melindungi kelamahan satu sama lain. Di era sekarang, banyak sekali perusahaan, kelompok, organisasi mengedepankan kolaborasi ketimbang persaingan, karena kolaborasi merupakan kunci penting dalam kemajuan dan menaikkan value suatu hal yang ingin mereka jual. Keberagaman yang dimiliki dan mewarnai IMM Medan merupakan suatu keanugrahan, karenanya IMM Medan dapat menjadi organisasi yang besar dan berkualitas, IMM Medan juga menjadi organisasi dengan basis perkaderan yang kuat, ini juga tidak terlepas dari peran kolaborasi yang dimiliki tiap-tiap kader IMM. Musyawarah Cabang IMM Medan yang sudah di depan mata kita jadikan sebuah pesta demokrasi untuk kita bergembira menyambut pemipin baru yang progresif dan kolaboratif. Kader IMM se-Medan harus turut berperan aktif dan selektif dalam memilih Pemimpin yang dapat melahirkan visi misi dan gagasan yang sesuai dengan Tema diatas, Kader IMM juga harus menjadikan Musyawarah Cabang ini menjadi ajang melahirkan garis besar haluan yang akan menjadikan IMM menjadi organisasi yang lebih baik lagi, tentunya dengan tidak melupakan maksud dan tujuan IMM yang telah dirumuskan susah payah oleh para pendahulu IMM, semoga Allah meridho Langkah dan perjuangan para kader. Oleh : Fadlin Fajri Tanjung, Kader IMM Kota Medan

Tags

Terkini