nasional

Merawat Keberagaman Untuk Mewujudkan IMM Kota Medan yang Progresif dan Kolaboratif

Sabtu, 12 Februari 2022 | 13:01 WIB

Portibi, DNP - Secara empirik, masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk. Dalam kajian Furnival (Hefner, 2007, p. 16; Nasikun, 2007, p. 33) masyarakat majemuk (plural society) merupakan masyarakat yang terdiri dari dua atau lebih elemen atau tatanan sosial yang hidup berdampingan, namun tanpa membaur dalam satu unit politik yang tunggal. Dalam penelitian lain yaitu (Hefner, 2007) memperkuat dengan memperkirakan tantangan pluralisme budaya yang dimiliki Indonesia secara lebih mencolok dan dianggap sebagai lokus klasik bagi bentukan masyarakat majemuk. Indonesia merupkan negara kepulauan yang luas yang memiliki keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama dan bahasa. Hal ini telah ditanamkan dalam semboyan kita Indinesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, maka meskipin kita mempunyai berbagai macam budaya yang berbeda, Indonesia tetap satu. Begitu juga pada kota Medan, Medan didominasi dengan suku Melayu dan Batak tetapi banyak perantauan yang menaruhkan harapan kehidupannya dikota medan seperti suku Jawa, Minang dan banyak lainnya. Hal ini menunjukkan bahwasannya medan juga merupakan kota yang memiliki keragaman budaya, ras, suku dan kepercayaan pada masyarakat nya. Isu keragaman kadang tidak terlalu diperhatikan karna sebagian orang menganggap hal ini sepele. Padahal dalam isu keragaman ini dapat membuat kita sesama bangsa menjadi terpecah belah dikarenakan perdebatan dan pertengkaran yang harusnya tidak terjadi. Warga manasih yang mau kalau negaranya terus dalam perdebatan dan pertengkaran? Warga negara mana sih yang ingin masalah di negaranya? Tidak satupun orang di Indonesia dan kota Medan kususnya ingin merusak kesatuan kita. Sadar atau tidak sadar kita sering kali lupa bahwa keberagaman itu ada dan harus dijunjung tinggi. Keragaman yang ada di Indonesia adalah kekayaan dan keindahan bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah akan terus mendorong keberagaman tersebut menjadi suatu kekuatan untuk bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional menuju indonesia yang lebih baik. Memahami keberagaman suku ras dan agama dan mengamalkan keragaman merupakan salah satu Indikasi bahwa kita memiliki pemikiran yang luas dan tidak sempit. Hal ini dapat meningkatkan keperibadian seseorang atau bahkan dapat meningkatkan kualitas kemajuan suatu kelompok terkusus nya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Korelasi keberagaman dalam kemajuan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah menurut saya sangat erat. Dimana ketika kita sebagai kader IMM mammpu memahami dan mengamalkan keberagaman dalam kehidupan keseharian maka dengan ini kita juga mampu dan siap untuk menerima setiap perbedaan yang ada, kita mampu menghadapi dan menerima perbedaan – perbedaan yang ada dalam Ikatan. Sehingga dengan sikap kita yang demikian menghindarkan kita dari konflik internal yang mana dapat menyebabkan rusaknya atau mencoreng nama baik Ikatan. Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah merupakan organisasi kemahasiswaan islam seperti yang telah di tegaskan dalam penegasan IMM yang pertama. Artinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memiliki kader – kader yang di isi oleh mahasiswa – mahasiswa yang mayoritas adalah musilim. Dalam isu keberagaman kita sebagai kader IMM harus memiliki keberagaman yang inklusif-pluralis yang artinya kita dapat menerima pendapat lain bahkan diluar nalar ataupun aturan dalam agama Islam itu sendiri. Pemahaman keberagaman yang multikultural berarti kita dapat menerima adanya keragaman ekspresi budaya yang mengandung nilai – nilai kemanusiaan dan keindahan. Sebagai mahasiswa yang merupakan agent off change atau agen perubahan kita harus memiliki pemahaman yang humanis yaitu mengakui pentingnya nilai – nilai kemanusiaan, yang artinya seseorang harus dapat mengimplementasikan nilai – nilai kemanusiaan, menghormati hak asasi orang lain. Perduli terhadap orang lain terutapa sesama kader IMM dan menjaga perdamaian dan kedamaian antar ummat dan terkhusus dalam organisasi IMM itu sendiri. Contoh sederhana dalam kurangnya menghargai keberagaman dan pendapat orang lain terjadi di Negeri tercinta Indonesia ini sendiri. Berawal dari kontestasi politik seperti pemilihan bupati / walikota, gubernur atau bahkan presiden sekalipun sering sekali menjadi ajang sebagai mencaci maki atau bahkan mempermalukan lawan didepan khalayak ramai. Terkhusus pada pemilihan presiden pada tahun 2019, Indonesia diombang ambil dalam kisruh politik dimana kedua belah pihak ataupun tim sukses saling mencaci maki dan menjelek – jelekkan lawan politiknya. Sebut saja cebong dan kampret, kata tersebut seperti yang kita ketahui merupakan kata yang tidak wajar apabila ditujukan kepada seseorang. Tentu saja hal itu menjadi salah satu pemicu perdebatan yang tidak sehat, bukan berdepat tentang program kedepan malah caci maki menjadi senjata utama untuk menjatuhkan lawan politk. Hal ini tentu saja disebabkan oleh orang – orang ataupun masyarakat yang tidak memahami bahwa pentingnya keberagaman dalam artian pentingnya kita dapat menghargai pendapat orang lain. Bahkan tak jarang mahasiswa juga terkadang ikut dalam pemikiran – pemikiran yang demikian. Maka hari ini kita selaku mahasiswa seharusnya mampu menjadi patron bagi masyarakat dimulai dengan kita sendiri kemudian dilanjutkan dengan organisasi – organisasi kemahasiswaan yang sejatinya menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk menambah pengalaman, wawasan dan mengembangkan diri. Kita harus mampi menjadi contoh bagi masyarakat bahwa penting nya merawat keberagaman untuk kemajuan bersama. Dimulai dari hal terkecil yaitu mampu mendengarkan pendapat orang lain dan mampu menerima pendapat orang lain meskipun pendapat tersebut berbeda dengan kita. Maka mahasiswa yang merupakan agent of change apabila mampu memahami arti keberagaman dan merawat keberagaman serta mengamalkan dalam kehidupan sehari – hari, saya yakin dan percaya bahwa mahasiswa pada hari ini mampu untuk berfikir secara luas serta mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik dan jauh dari perpecahan. Sejatinya memang mahasiswa beserta organisasinya sering sekali mengalami konflik internal yang mengakibatkan perpecahan didalamnya. Menurut Dr. Payung Bangun dalam tulisannya tentang konflik internal, beliau mengemukakan bahwa Sejarah kehidupan bangsa Indonesia sebagai satu bangsa negara menunjukkan seringnya terjadi konflik internal. Sedah sejak 1948, malah sebelumnya, yaitu 1946, konflik ikut mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Konflik internal sudah berulang kali terjadi hingga waktu belakangan ini, malah sejumlah konflik masih berlangsung terus sampai sekarang. Meskipun adanya konflik dalam kehidupan bersama boleh dikatakan sebagai suatu yang biasa, namun konflik yang dapat membahayakan atau mengancam keutuhan kehidupan bersama tidak dapat diabaikan dan dibiarkan begitu saja. Meskipun dalam sejarah Negara Indonesia memang kita adalah yang sering mengalami konflik internal, justruk sejarah yang kelam tersebut harus dirubah melalui kita sebagai mahasiswa yang harusnya mampu menyuarakan dan memberikan contoh bahwasannya konflik internal yang didasari oleh perbedaan budaya,suku, agama dan pendapat harus disudahi atau setidaknya diminimalisi. Dalam satu sisi memang konflik dapat menyebabkan peningkatan kinerja daru suatu organisasi kemahasiswaan tetapi sering sekali konflik ini malah menjadi pemecah belah internal dari organisasi itu sendiri. Terkhusus pada Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah (IMM) kota medan merawat keragaman dalam ikatan dapat menjadikan organisasi IMM ini menjadi organisasi yang progresif dan kolaboratif. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) progresif adalah menuju kearah yang lebih maju atau berhaluan ke arah perbaikan dari keadaan sekarang. Lebih tepatnya progresif merupakan membawa sesuatu kearah yang lebih baik dari sekarang. Sedangkan kolaboratif adalah proses keterlibatan beberapa orang atapun kelompok dan organisasi yang bekerja sama untuk mencapa hasil yang diinginkan. Apabila kita mengesampingkan isu – isu perbedaan dan dapat menjadikan perbedaan salah satu ke istimewaan, maka kita selangkah lebih maju ataupun dapat fokus berlari untuk mengejar hal – hal yang positif untuk progresifitas IMM kedepan. Karna kita tidak lagi berputar pada masalah – masalah internal yang sebenarnya terjadi karena perbedaan pendapat antar beberapa orang yang ada didalamnya. Hal ini tentu saja dapat menghambat pergerakan IMM yang seharusnya IMM merupakan organisasi kemahasiswaan islam yang harus terus bergerak kearah yang lebih baik. Dengan adanya pemahaman kita sebagai kader IMM tentang pentingnya menjaga dan merawat keberagaman terkhusus antar kader – kader IMM maka kita dapat berfikir jauh tentang kemajuan IMM kedepan. Bagaiamana IMM hari ini harus berfikir untuk progresif dan juga kolaboratif, sama – sama bergerak dan berjuang untuk kebaikan ikatan dan kemajuan bersama. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sebagai salah satu elemen kemahasiswaan yang dimiliki Muhammadiyah seharusnya mampu ataupun memiliki peran strategis untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Memiliki peran strategis untuk mewujudkan kehidupan Islami yang benar. Dimana kita sebagai Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah seharusnya mampu untuk mengesampingkan hal – hal perbedaan yang kita miliki tetapi mengedepankan visi dan misi yang sama sama kita bergerak dan berjuang untun mewujudkannya. Tuntutan zaman harini menginginkan kita Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah untuk tidak lagi fokus bersaing dengan berbagai organisasi kemahasiswaa lainnya yang tentunya dapat menimbulkan konflik, tetapi seharusnya kita sesama organisasi kemahasiswaan sudah saatnya untuk fokus berkolaborasi demi kemajun bersama. Karena apabila kita tidak merawat keberagaman dan terus berputar dengan konflik isu – isu perbedaan pemahaman dan perbedaan pendapat maka dapat dipastikan langkah kita akan kecil untuk maju kedepan sebagai organisasi yang progresif. Kita akan terus berkutat pada isi – isu perbedaan dan konflik internal yang membuat kita semakin tertinggal dan tidak dapat mengambil peran strategis untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang baik. Bagaimana mungkin kita mahasiswa terkusus IMM dintuntut sebagai Agent of Change yang harus bertanggung jawab membentuk kader yang mampu berdakwah amal maaruf nahi munkar sedangkan kita masih terus berputar – putar mempermasalahkan perbedaan pendapat yang ada pada internal kita sendiri. Seharusnya IMM memantapkan fokus kepada gerakan dakwahnya dimasyarakat terkhususnya mahasiswa. Hari ini seperti yang kita ketahui banyak sekali mahasiswa ataupun masyarakt yang memang anti ataupun belum memahami apa itu Muhammadiyah. Oleh karena itu kita IMM harus mampu menjadi kader – kader yang unggul dalam moral dan anggun dalam intelektual yang artinya mampu menyatukan dan menyelaraskan antara kemampuan ilmiah dan aqidahnya. Kita selaku kader IMM haruslah memiliki ketaatan terhadap syariat yang harus dijaga, sehingga dapat mewujudkan kader – kader yang berintegritas. Maka dari itu kita harus fokus dalam menjalan dakwah kita sebagai IMM yang merupakan perpanjang tangan dakwah dari Muhammadiyah. IMM mengemban target transformasi kader, pada ranah ke-ummatan, kebangsaan dan persyarikatan, untuk menjadi kader yang bertransformasi kita tidak cukup memiliki pola perkaderan yang fokus kepada ranah keummatan dan persyarikatan. Maka perlulah kita untuk saling berkolaborasi dengan banyak pihak untuk mencapat visi dan misi kita ditengan perubahan zaman yang penuh dengan tantangan teknologi sekarang ini. Tentunya untuk mencapai itu semua kembali lagi kita harus merawat keberagaman antar sesama kita kader IMM dengan cara menghargai pendapat dan mampu menerima pendapat orang lain serta mampu untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak yang mampu menunjang kemampuang kita untuk mengadapi tantangangan zaman. Pada hari ini IMM kota medan telah mulai memasuki penghujung priode kepemimpinannya. Setelah satu periode Tengku Suhaimi Hakim berhasil membawa kapal IMM medan kembali berlabuh ke dermaga. Seluruh kader IMM Kota Medan sedang bertanya dan mempertimbangkan siapa selanjutnya yang akan membawa kapal PC IMM Kota Medan untuk berlabuh kembali. IMM kota medan merupakan Cabang IMM terbesar ke-3 di Indonesia yang menaungi 22 Komisariat yang tersebar dibeberapa kampus yaitu UMSU, UIN, UNIMED dan USU. IMM kota Medan juga merupakan patron Pimpinan Cabang Se-SUMUT maka dari itu bukan hal yang mudah untuk menentukan siapa sosok selanjutnya yang akan memimpin PC IMM Kota Medan ini. Melalui tema tentu saja para BPH PC IMM Kota Medan hari ini mengharapkan sosok yang dapat merawat keberagaman untuk mewujudkan PC IMM Kota Medan yang prograsif dan kolaboratif. Progresif dan kolaboratif diharapkan menjadi output dari sebuah kepemimpinan kedepan yang mana kepemimpinan itu harus merawat kebergaman. Entah itu dengan organisasi setingkat, komisariat yang ada ataupun organisasi – organisasi sejenis yang ada dikota Medan. Saya yakin dengan merawat keberagaman kepemimpinan kedepan akan menjadi suatu kepemimpinan yang lebih baik dan membawa IMM Kota Medan menjadi role model untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang baik. Sebagai kesimpulan sesuai dengan yang telah saya sampaikan pada paragraf – paragraf sebelumnya, problematika tentang perbedaan seharusnya dapat diubah menjadi suatu yang dapat dimanifestasikan menjadi suatu hal yang bernilai positf. Apabila kita terus berputar dan menganggap suatu perbedaan adalah suatu masalah yang besar maka kita akan terjatuh pada permasalahan dan berputar pada tempat yang sama. Maka hari ini melalui tulisan opini ini saya berharap pimpinan PC IMM Medan kedepan dapat menterjemahkan suatu keberagaman ataupun perbedaan menjadi suatu yang bernilai positif dan bukan menjadi suatu masalah melainkan adalah keindahan perbedaan. Maka dari itu kita dapat berfokus untuk menyusun program – program yang akan dilaksanakan untuk PC IMM Kota medan yang progresif dan kolaboratif. Kita dapat merubah keberagaman menjadi suatu kekuatan kita bersama dengan saling berkolaborasi dengan beberapa berbedaan dan menyatukannya dalam visi dan misi organisasi serta bergerak bersama untul mewujudkan hal tersebut. Yang harus selalu kita ingat adalah keragaman merupakan warna dari IMM serta anugrah karena IMM medan dapat menjadi organisasi yang besar, berkualitas dan target progresif dan kolaboratif akan tercapai. Terakhir pesan saya untuk kader IMM kota Medan hari ini agar menjadikan Musyawarah Cabang PC IMM Kota Medan yang Ke-24 ini menjadi ajang untuk melahirkan kepemimpinan yang lebih baik lagi terkusus harapan yang ada tema mudah – mudahan IMM Kota Medan dapat menjadi lebih progresif dan kolaboratif dengan merawat keberagaman dengan pimpinan yang baru nantinya. (Arif, 2013; Bakar, 2001) (Arif, 2013) (Bakar, 2001). Oleh : Irfan Nofri,  Kader IMM Kota Medan

Tags

Terkini