JAKARTA-Portibinews: Rasa bangga dan hormat, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengenakan blangkon yang dijulukinya sebagai 'blangkon Jenderal Sudirman' sebuah blangkon pemberian Gus Miftah pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji Sleman Yogyakarta saat berkunjung ke kantornya.
Memang ciri khas Gus Miftah setiap penampilannya selalu menggunakan blangkon warna hitam dengan ekor yang menjuntai yang kerap disebut sebagai blangkon jenderal Sudirman oleh Prabowo Subianto.
Baca Juga: Warga Antusias Ikuti Safari Ramadhan Partai Golkar Medan
Dalam unggahan fb pribadinya #parbowo subianto mengungkankan, Alhamdulillah, di bulan Ramadan yang baik ini saya mendapatkan kunjungan dari sabahat baik saya, Gus Miftah Pimpinan Ponpes Ora Aji Sleman, Yogyakarta. Setelah lama tidak berjumpa, saya dibawakan oleh-oleh blankon yang sering disebut dengani “Blankon Jenderal Sudirman”.
Tidak lupa juga setelah berbincang dan mencoba blankon di ruang kerja saya, Gus Miftah lanjut mengisi tausiyah dalam rangka Memperingati Nuzulul Qur’an bersama keluarga besar Kementerian Pertahanan RI. Terima kasih atas kunjungannya Gus Miftah.
Baca Juga: Ketua PMII Madina terpilih Abdul Malik Lubis komitmen kembangkan organisasi
Dilansir dari sejumlah sumber termasuk wikipidia, blangkon adalah penutup atau ikat kepala lelaki dalam tradisi busana adat Jawa Sebutan blangkon berasal dari kata Blanco dari bahasa Belanda, istilah yang dipakai masyarakat etnis Jawa untuk mengatakan sesuatu yang siap pakai.
kondisi ini atas perintah pemerintah Kolonial Belanda karena bangsawan Jawa bila dikumpulkan dalam pertemuan rutin selalu terlambat dengan alasan lamanya mengikat kain yang diletakan di kepala atau udeng. Di balik blangkon, ada makna filosofis yang mendalam, berupa pengharapan dalam nilai-nilai hidup.
Baca Juga: Terobosan Pemkab Deli Serdang, jemput bola Rekam KTP elektronik warga
Rakyat Jawa kuno meyakini bahwa kepala seorang lelaki memiliki arti serius dan khusus sehingga penggunaan blangkon sudah menjadi pakaian keseharian atau pakaian wajib bangsawan Jawa.
Dahulu, pembuatan blangkon tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Hal ini karena terdapat penetapan pakem atau aturan tersendiri. hanya seniman yang memahami dan memiliki keahlian terkait pakem tersebut yang boleh membuat blangkon.
Baca Juga: Ternyata brand sepatu impor bekas ini yang banyak dicari orang, kebanyakan merk terkenal
Blangkon sebenarnya bentuk praktis dari iket yang merupakan tutup kepala yang dibuat dari batik dan digunakan oleh kaum pria sebagai bagian dari pakaian tradisional Jawa. Beberapa tipe blangkon ada yang menggunakan tonjolan pada bagian belakang blangkon yang disebut mondholan.
Mondholan ini menandakan model rambut pria masa itu yang sering mengikat rambut panjang mereka di bagian belakang kepala. Pada bloangkon, bagian tersebut tersembul di bagian belakang blangkon. Lilitan rambut itu harus kencang supaya tidak mudah lepas.