Portibinews - Dari keterangan Al-Qur’an dan As-Sunnah, disebutkan bahwa dalam bulan Ramadhan terdapat suatu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Malam yang indah itu disebut Lailatul Qadar atau malam kemuliaan. Bila seorang muslim mengerjakan kebaikan-kebaikan di malam itu, maka nilainya lebih baik dari mengerjakan kebaikan selama seribu bulan atau sekitar 83 tahun sampai 84 tahun.
Malam indah yang lebih baik dari seribu bulan itu adalah malam yang penuh berkah, malam yang mulia dan memiliki keistimewaan-keistimewaan tersendiri. Syekh Muhammad Abduh memaknai kata “al-Qadar” dengan kata “takdir”. Ia berpendapat demikian, karena Allah s.w.t. pada malam itu mentakdirkan agama-Nya dan menetapkan khittah untuk Nabi-Nya, dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar.
Baca Juga: Opick Bius ribuan pengunjung Ramadan Fair Kota Medan dengan lagu religi
Datangnya malam laitul Qadar memang tidak seorang pun mengetahui. Apakah tanda-tanda malam lailatul qadar seperti membekunya air, heningnya malam, dan menunduknya pepohonan? Menanggapi hal tersebut Prof Quraish Shihab menegaskan bahwa seorang muslim wajib untuk mengimani malam lailatul qadar berdasarkan pernyataan Al-Qur’an, bahwa “Ada suatu malam yang bernama Lailatul Qadar” (baca QS Al-Qadr: 1) dan malam itu merupakan “malam yang penuh berkah di mana dijelaskan atau ditetapkan segala urusan besar dengan kebijaksanaan” (baca QS Ad-Dukhan: 3).
Baca Juga: Warga Antusias Ikuti Safari Ramadhan Partai Golkar Medan
Artikel Terkait
Kapan Terjadinya Malam Lailatul Qadar 2023?