Madina, Portibi DNP - Terkait Makanan yang sudah Kadaluarsa yang diberikan kepala sekolah dasar percontohan 116 kepada anak didiknya beberapa hari belakangan ini membuat Satuan Mahasiswa Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (Satma Ampi) menyoroti kinerja Kadis Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Kabupaten Madina, Senin 24/1/2022. Pasalnya menurut Mahasiswa Satma Ampi madina, Jhon Amriadi selaku Kadis Perindag harus ikut serta bertanggung jawab terkait masalah tersebut, Mhd Ludfi sebagai ketua Satma Ampi Madina menilai Jhon Amriadi sebagai kepala dinas perindag lalai dalam menjalankan tugasnya sebagai kadis, Ludfi juga mengatakan Jhon Amriadi sebagai sosok pemalas yang tidak layak digaji pemerintah. " Dia itu (Jhon Amriadi) sosok pemalas, banyak tidur daripada bekerja, seharusnya dia tidak layak dijadikan kepala dinas dan makan gaji buta dari pemerintah, karena dia tidak bekerja selama bertahun-tahun." "Selama ini kita menilai dinas yang dipimpinnya itu tidak bekerja sama sekali, buktinya dia tidak tahu ada grosir yang menjual barang yang sudah expired atau kadaluarsa yang sudah terlanjur di konsumsi anak anak SD kemarin, berarti selama menjabat sebagai kadis kerjanya cuma tidur," " Untuk itu, kami selaku mahasiswa berharap Bapak Bupati Madina Sukhairi Nasution segera menyingkirkan oknum seperti kadis Disperindag ini (Jhon Amriadi) karena oknum seperti ini dapat merusak citra Kabupaten Madina yang saat ini bapak pimpin dimata Nasional, terlebih kami mendengar informasi bahwasanya diduga kadis ini menerima jatah dari grosir grosir nakal supaya aman dari sidak," ucap Ludfi. Selain itu Ludfi yang didampingi beberapa mahasiswa lainnya juga berharap kejadian kadaluarsa seperti kemarin jangan terulang lagi di kabupaten madina, "Kami meminta kadis Jhon Amriadi di copot dari jabatannya, dan diharapkan kepada dinas perindag yang baru nantinya agar kiranya dapat bekerja sesuai tupoksinya supaya tidak terulang kejadian seperti kemarin." Tutupnya. Sementara Jhon Amriadi yang di konfirmasi wartawan Madina Pos, Dedek di kantornya mengatakan bahwasanya Kegiatan untuk melihat produk yang sudah kadaluarsa harus dibentuk tim yang terdiri dari pertanian, kesehatan, Reskrim, perikanan dan perekonomian. "Tindakan untuk pengecekan dilakukan secara triwulanan, karena anggaran di dinas kita terbatas, saat ini kita melakukan pengecekan di lapangan seperti menjelang hari-hari besar saja." "Kita juga sudah turun kemarin ke lapangan, dan dari hasil pengecekan kita kemarin Ada 4 grosir yang kita sidak, disitulah kita temukan barang kadaluarsa itu, dan kita sudah lakukan teguran untuk seterusnya kalau masih ada kita akan bekerja sama dengan Reskrim untuk melakukan tindakan," "Karena Ini merupakan tugas kita bersama, kita juga dari dinas sudah sering mengingatkan ke grosir tentang hal tersebut," ucapnya. Jhon Amriadi juga menambahkan selain dinasnya kekurangan anggaran dan pegawai, ia juga mengatakan dari jumlah pedagang yang ada tidak sebanding dengan jumlah pegawai yang ada disini. Terakhir, Jhon Amriadi juga membantah tudingan yang ditujukan kepadanya terkait dugaan mahasiswa yang menduga ia bermain dengan grosir grosir nakal supaya dinasnya tidak melakukan sidak ke grosir tersebut. MH