Luhut Pandjaitan: Fokus Rehabilitasi 75 Hektare Dan Konservasi 400 Hektare Mangrove

Photo Author
- Senin, 26 Februari 2024 | 16:04 WIB
Foto: Luhut Pandjaitan bersama pejabat world bank (@luhut.pandjaitan)
Foto: Luhut Pandjaitan bersama pejabat world bank (@luhut.pandjaitan)

 JAKARTA-Portibinews: Copernicus Climate Change Service (C3S) Uni Eropa mencatat selama 12 bulan berturut-turut, bumi telah mengalami suhu lebih panas 1,5 derajat celsius dibandingkan era praindustri 1850-1900. Fenomena ini adalah yang pertama kalinya dalam catatan sejarah.

 

Hal ini juga membuat kemunculan sejumlah fenomena alam yang mengubah beberapa bagian bumi menjadi tidak sama lagi dengan kondisi beberapa abad silam.

Seperti peningkatan suhu bumi sebanyak 1,5 derajat celsius yang menyebabkan kerugian besar bagi ekosistem seperti gelombang panas, kekeringan, banjir, hingga kelangkaan air yang akan kita jumpai dalam beberapa waktu kedepan. Ini adalah sebuah "wake up call" bagi kita semua untuk melakukan upaya mitigasi dalam mengurangi emisi karbon.

Baca Juga: Prabowo Dikunjungi Panglima Angkatan Bersenjata Australia: Hubungan Kedua Negara Baik

Langkah cepat yang kami ambil bersama World Bank beserta Kementerian/Lembaga terkait termasuk TNI Angkatan Darat hari ini, ialah berfokus pada rehabilitasi 75 ribu hektare dan mengkonservasi 400 ribu hektare mangrove sebagai bagian rencana besar Rehabilitasi 600 ribu hektare Mangrove di Kawasan Pesisir.

 

Potensi besar mangrove yang amat penting dalam penyerapan karbon yang lebih tinggi secara alami, akan kami manfaatkan antara lain untuk transformasi ekonomi hijau dan akan terus mengarah ke karbon biru yang lebih ramah lingkungan serta berkelanjutan.

Hal ini menjadi penting mengingat Indonesia berkomitmen mengendalikan perubahan iklim global dan rehabilitasi mangrove diharapkan dapat mendukung penurunan emisi sesuai dokumen kontribusi nasional (NDC).

Baca Juga: Rencana Titiek Soeharto Bicara Kemungkinan Rujuk dengan Prabowo Subianto, Masih Satu Suara

Saya melihat keberhasilan program ini akan dicapai jika integrasi seluruh stakeholder mampu memberdayakan masyarakat di sekitar pesisir. Dengan begitu ekosistem mangrove di pesisir Indonesia tidak hanya menjadi tempat penyimpanan karbon, tetapi juga mampu menjadi sumber alternatif baru mata pencaharian bagi masyarakat sekitar ekosistem mangrove berada.

@luhut.pandjaitan

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ferra Hariyanto

Sumber: Instagram

Tags

Rekomendasi

Terkini

X