Apalagi dilihat dari sisi lingkungan, Gibran menyatakan Indonesia yang terletak di kawasan Cincin Api Pasifik harus menghadapi lebih dari 3.000 bencana setiap tahunnya, mulai dari gempa bumi, banjir, hingga letusan gunung berapi.
Berdasarkan pengalaman tersebut, Gibran mengungkapkan Indonesia kini mempromosikan konsep ketahanan yang berkelanjutan.
“Sebuah kerangka kerja yang memungkinkan perkembangan SDM, pertumbuhan ekonomi, dan perlindungan lingkungan yang berjalan tetap dalam harmoni,” lanjutnya.
BGN: MBG Investasi Sambut Generasi Emas Indonesia 2045 dan Ketahanan Pangan
Sebelum Gibran, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menyebut bahwa penerima manfaat yang mayoritas berasal dari kalangan anak sekolah adalah bentuk pemenuhan hak anak Indonesia untuk mendapatkan makanan yang bergizi.
“Artinya, 53 persen hak anak Indonesia sudah bisa kita penuhi dan kita sedang kejar hak anak atas makan bergizi bisa kita penuhi di akhir tahun 2025,” kata Dadan Hindayana dalam acara SAC 2025 pada 19 November 2025 lalu.
Dadan juga menyatakan bahwa program MBG menjadi investasi untuk masa depan Indonesia.
“MBG merupakan program terbesar dalam investasi SDM Indonesia untuk generasi emas 2045,” sambungnya.
Baca Juga: Prabowo Minta Pejabat Tak Banyak Omon-omon, Fokus Beri Hasil Cepat
Bos BGN itu juga mengungkapkan bahwa ada manfaat lain yang diperoleh dari berjalannya MBG.
Tak hanya pemenuhan gizi anak, pelaksanaan MBG juga berkaitan dengan perekonomian dan menyasar banyak pihak.
“Uang yang diamanahkan ke BGN, digelontorkan langsung ke garis depan, jadi satu SPPG di Jawa akan mengolah uang Rp900 juta per bulan, kalau di Papua barangkali bisa Rp4 miliar per bulan,” tuturnya.
Dari anggaran itu, 85 persennya digunakan untuk membeli bahan baku yang digunakan untuk MBG.
“99 persen bahan baku itu dari pertanian. Jadi, program MBG identik dengan kemandirian dan ketahanan pangan lokal,” lanjutnya.