olahraga

Soal Kursi Kosong Pelatih Timnas Indonesia: Pengamat Bandingkan Beda Hasil 6 Poin di era STY dan Patrick Kluivert

Sabtu, 25 Oktober 2025 | 19:12 WIB
foto: mantan pelatih tiimnas indonesia patrick kluivert (instagram)

Padahal, ketika pertama kali datang ke Jakarta, tim pelatih Kluivert sempat digadang sebagai tim kepelatihan terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.

Hal itu bermuara dari unggahan anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga yang pernah menyampaikan hal itu lewat akun Instagram pribadinya, @arya.m.sinulingga pada 2 Februari 2025 lalu.

“Ini adalah tim kepelatihan terbaik yang pernah kita miliki. Semoga prestasi dari semua sisi juga menghasilkan yang terbaik untuk Indonesia,” tulis Arya.

Baca Juga: Kebijakan Presiden Prabowo Turunkan Harga Pupuk 20% Pertama Kali dalam Sejarah

Meski begitu, kini harapan tersebut belum terwujud. Indonesia gagal melangkah ke Piala Dunia 2026 setelah tidak memperoleh satu pun poin di Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Berkaca dari hal itu, kini pengamat sepak bola di Tanah Air, Bung Binder membeberkan hasil tersebut menjadi salah satu faktor berakhirnya masa kepelatihan Kluivert bersama Garuda.

Kritik dari Pengamat: Main Acak-acakan

Dalam siniar YouTube pribadinya, Bola Bung Binder, pada Sabtu, 25 Oktober 2025, Bung Binder menyoroti keputusan PSSI tersebut dan membandingkan performa tim di bawah Kluivert dengan era Shin Tae-yong (STY).

Pundit sepak bola itu menilai, meski jumlah poin yang dikumpulkan sama yakni 6 poin di Round 3, kualitas permainan Indonesia kini dianggap mengalami penurunan signifikan.

Baca Juga: Temui Prabowo, Presiden Afsel Kenang Dukungan Indonesia dalam Perjuangan Anti-Apartheid

“Yang saya pertanyakan alasan konkret dari PSSI soal pemecatan Kluivert," tuturnya.

"Iya di atas kertas ada target sebelumnya yang gagal dicapai, yakni Timnas Indonesia tidak mampu mencapai Piala Dunia 2026 sebagaimana yang ditargetkan ke Kluivert,” imbuh Binder.

Analogi Tajam Bung Binder

Binder juga menyoroti hasil tanpa poin di Round 4, sebagai bukti menurunnya performa tim. Ia menggambarkan hasil tersebut dengan analogi yang tajam.

“Nol poin yang dicapai Garuda di Round 4 itu ibarat telur busuk dan telur asin. Kalau telur asin tidak masalah, tapi ini kita dapat telur busuk. " ungkapnya.

Halaman:

Tags

Terkini